Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyakit Rabies Semakin Tak Terkendali

Kompas.com - 25/10/2010, 09:53 WIB

Jakarta, Kompas - Lemahnya koordinasi antarinstansi menyebabkan penyebaran penyakit rabies semakin tak terkendali. Korban tewas terus bertambah hingga di atas 120 orang tahun ini, kasus gigitan hewan penular rabies meningkat, sedangkan daerah penyebaran semakin meluas hingga 24 provinsi sekarang ini.

Di Provinsi Bali saja, yang tahun 2008 masih dinyatakan bebas rabies, kini rabies menyerang sekitar 223 dari 635 desa yang ada di sembilan kota/kabupaten di Bali.

Kasus gigitan hewan penular rabies yang tahun 2009 tercatat 21.806 kasus, selama 2010 sampai 7 Oktober lalu melonjak menjadi 43.174 kasus. Adapun korban meninggal melonjak dari 28 orang pada tahun 2009 menjadi di atas 70 orang selama 2010.

”Rabies merupakan penyakit zoonosis yang terkait antara hewan dan manusia. Karena itu, penanggulangannya harus melalui koordinasi yang kuat antara Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pertanian. Tidak bisa diserahkan kepada Kementerian Kesehatan semata ketika penyakit ini sudah menyerang manusia,” kata pengamat kesehatan dan penulis buku Kontroversi Penanggulangan Flu Burung, dr drh Mangku Sitepu, Sabtu (23/10) di Jakarta.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali I Nyoman Sutedja mengaku kelabakan dengan terus bertambahnya kasus gigitan anjing maupun korban yang meninggal akibat rabies.

”Kami dianggap lambat mengatasi kasus anjing gila ini. Padahal, kami terus berupaya berkoordinasi mengupayakan yang terbaik dan tidak sedikit dana yang sudah dikeluarkan sejak muncul akhir 2008 sampai sekarang,” kata Sutedja.

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Ida Bagus Subhiksu mengatakan, pertanyaan soal apakah Bali sudah bebas rabies terus ditanyakan oleh sejumlah konsulat jenderal yang ada di Bali untuk menjamin warganya yang datang ke Bali aman dari serangan penyakit tersebut.

”Rabies di Bali memang harus segera ditanggulangi agar tidak berdampak pada industri pariwisata,” kata Wakil Ketua Umum Asosiasi Agen Perjalanan Wisata (Assosiation of the Indonesia Tour & Travel Agencies) Pusat Asnawi Bahar.

Akibat virus

Rabies di Indonesia terutama disebabkan oleh gigitan anjing pembawa virus lyssa yang bersifat neurotrop. Virus ini menjalar melalui jaringan saraf menuju saraf sentral. Masa inkubasi tergantung pada daerah gigitan. Semakin dekat ke kepala, semakin pendek masa inkubasi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com