Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/09/2021, 06:00 WIB
Xena Olivia,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Inkompatibilitas Rhesus merupakan kondisi ketika seorang wanita hamil memiliki faktor protein Rhesus (Rh) yang berbeda dengan bayi dalam perutnya.

Kondisi ini terjadi saat wanita tersebut Rh-negatif dan bayinya memiliki Rh-positif.

Faktor Rh adalah protein tertentu yang ditemukan pada permukaan sel darah merah.

Baca juga: Pemilik Golongan Darah Ini Dianggap Lebih Rentan Terkena Diabetes

Seperti golongan darah, seseorang mewarisi jenis faktor Rh dari kedua orang tua. Kebanyakan orang memiliki Rh-positif.

Jika memiliki Rh-negatif, berarti orang tersebut kekurangan protein Rh.

Selain itu, inkompatibilitas Rh juga dapat terjadi jika wanita Rh-negatif menerima transfusi darah Rh-positif.

Inilah sebabnya bank darah lebih cenderung menggunakan golongan darah tipe O, Rh negatif sebagai tipe donor universal dalam situasi darurat karena mereka tidak memiliki waktu untuk mengetes kecocokkan darah.

Penyebab

Pada masa kehamilan, sel darah merah pada bayi dapat masuk ke dalam darah ibu melalui plasenta.

Jika sang ibu Rh-negatif, sistem imunnya akan memperlakukan sel-sel bayi Rh-positif sebagai "serangan" terhadap tubuh.

Antibodi sang ibu dapat melawan kembali kepada bayi melalui plasenta dan menghancurkan sel darah merah bayi yang beredar.

Saat sel darah merah dipecah, bilirubin akan terbentuk.

Hal ini menyebabkan bayi menjadi kuning (jaundice) atau ketika tingkat bilirubin dalam darah bayi tinggi.

Selain itu, sang bayi juga dapat mengalami anemia hemolitik. Kondisi ini terjadi di mana sel darah merah lebih cepat hancur sebelum tubuh dapat menggantikannya.

Baca juga: Pemilik Golongan Darah Ini Dianggap Lebih Rentan Terkena Rematik

Anemia hemolitik sangat fatal karena sel darah merah berperan dalam membawa oksigen ke seluruh tubuh.

Tanpa sel darah merah yang cukup, bayi tidak akan mendapatkan oksigen yang cukup.

Gejala

Jika kadar bilirubin pada bayi tinggi, berikut gejala yang mungkin timbul:

  • menguningnya kulit dan bagian putih mata bayi
  • lesu
  • tonus otot rendah

Gejala ini akan mereda setelah penanganan atas inkompatibilitas Rh selesai dilakukan.

Faktor Risiko

Faktor Rh tidak memengaruhi kesehatan secara langsung. Namun, faktor Rh menjadi penting saat seorang wanita sedang hamil.

Jika wanita Rh-negatif dan bayinya Rh-positif, maka tubuh sang wanita akan menganggap protein Rh-positif pada bayi sebagai benda asing apabila sistem imunnya terpapar.

Hal ini berarti jika sel darah bayi melintasi aliran darah ibu, seperti saat kehamilan dan persalinan, tubuh ibu akan membuat antibodi terhadap sel darah merah sang bayi.

Diagnosis

Saat melakukan kunjungan prenatal pertama dengan dokter kandungan, biasanya dokter akan melakukan tes darah untuk menentukan status Rh sang ibu.

Baca juga: Golongan Darah yang Paling Disukai Nyamuk

Jika sang ibu Rh-negatif, dokter juga akan menguji Rh pasangan. Tidak perlu khawatir jika orang tua memiliki Rh-negatif.

Namun, jika pasangan memiliki Rh-positif sementara sang ibu Rh-negatif, dokter akan menelusuri gejala-gejala inkompatibilitas Rh.

Dokter akan melakukan Tes Coombs untuk menentukan kondisi ini. Tes ini menggunakan sampel darah untuk mencari adanya antibodi yang dapat menghancurkan sel dalam plasma darah sang ibu.

Secara tidak langsung, jika hasil Tes Coombs positif, bisa jadi terdapat inkompatibilitas Rh.

Selain itu, tingkat bilirubin yang lebih tinggi dalam darah bayi juga tanda lain dari inkompatibilitas Rh.

Bayi yang berusia kurang dari 24 jam harus memiliki kadar bilirubin kurang dari 6,0 miligram per desiliter.

Kondisi lain yang perlu dipertimbangkan pada pasien dengan dugaan inkompatibilitas Rh juga meliputi:

  • inkompatibilitas ABO
  • anemia hemolitik autoimun
  • anemia hemolitik mikroangiopatik
  • sferositosis
  • defisiensi enzim herediter
  • thalasemia alfa
  • perdarahan fetomaternal kronis
  • transfusi kembar-kembar
  • hidrops fetalis

Baca juga: Inilah Golongan Darah yang Berisiko Terkena Penyakit Jantung

Komplikasi

Komplikasi yang mungkin timbul dapat meliputi:

  • kerusakan otak pada bayi akibat tingginya kadar bilirubin (kernikterus)
  • penumpukan cairan dan pembengkakan pada bayi (hidrops fetalis)
  • masalah dengan fungsi mental, gerakan, pendengaran, bicara, dan kejang

Perawatan

Inkompatibilitas Rh ditangani dengan fokus pada pencegahan akibat ketidakcocokan.

Dalam kasus ringan, bayi dapat diobati setelah lahir dengan:

  • serangkaian transfusi darah
  • cairan penghidrasi elektrolit yang merupakan elemen yang mengatur metabolisme
  • fototerapi

Fototerapi merupakan penanganan dengan menjaga bayi di dekat lampu neon untuk membantu mengurangi bilirubin dalam darah.

Prosedur ini dapat dilakukan berulang hingga antibodi Rh-negatif dan kelebihan bilirubin telah dikeluarkan dari darah bayi. Jika sudah membaik, prosedur dapat diberhentikan.

Jika saat hamil dokter menemukan antibodi yang telah berkembang terhadap bayi, kehamilan akan dipantau secara ketat.

Pencegahan

Untuk mencegah efek ketidakcocokan Rh, seorang wanita dapat mendapatkan suntikan globulin imun Rh (Rhlg) saat:

Baca juga: Golongan Darah yang Berpotensi Terkena Gangguan Ingatan

  • trimester pertama
  • mengalami keguguran
  • pendarahan pertama saat kehamilan

Produk darah tersebut mengandung antibodi terhadap faktor Rh.

Jika bayi yang dikandung memiliki Rh-positif, seorang wanita harus mendapatkan suntikan kedua beberapa hari setelah melahirkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com