Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/10/2021, 07:00 WIB
Annisyah Dewi N,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gigi merupakan salah satu organ terkuat dalam tubuh manusia yang terbentuk dari protein, mineral, dan kalsium.

Gigi memiliki anatomi yang kompleks dengan berbagai lapisan, di antaranya:

Baca juga: Ngilu Sakit Gigi Terasa Sangat Mengganggu? Ini Cara Alami Mengatasinya

  1. Enamel
    Merupakan bagian terluar gigi yang berwarna putih dan berfungsi sebagai lapisan pelindung gigi
  2. Dentin
    - Berada di bawah enamel gigi dan berwarna kekuningan sehingga jika lapisan enamel terkikis maka gigi menjadi kekuningan
    - Terdapat rongga kecil yang berhubungan langsung dengan jaringan pulpa sehingga jika lapisan dentin terbuka akan timbul rasa nyeri saat makan atau minum
  3. Pulpa (saraf gigi)
    Berfungsi membentuk dentin, menyuplai nutrisi, mempertahankan gigi, serta berisi saraf dan pembuluh darah untuk gigi

Sebagai jaringan yang berisi saraf dan pembuluh darah, pulpa dilindungi oleh lapisan enamel dan dentin untuk mencegah bakteri masuk.

Pada gigi dengan lapisan enamel dan dentin yang rusak maka akan menyebabkan pulpa terbuka dan berisiko terinfeksi bakteri.

Ketika bakteri berhasil masuk ke dalam bagian pulpa maka akan menyebabkan rasa nyeri hebat pada saraf-saraf yang terinfeksi, kondisi ini disebut pulpitis.

Pulpitis merupakan suatu kondisi yang menyebabkan peradangan pada pulpa atau saraf gigi akibat infeksi bakteri.

Peradangan dapat terjadi akibat karies (gigi berlubang) atau cedera pada gigi yang tidak segera ditangani sehingga semakin parah.

Pulpitis dapat terjadi pada satu gigi atau lebih dan menimbulkan rasa sakit akibat pembengkakan. Pulpitis sering menjadi penyebab utama sakit gigi.

Baca juga: 9 Cara Mengobati Sakit Gigi Secara Alami dan dengan Bantuan Obat

Tingkat

Melansir Healthline, terdapat dua bentuk pulpitis berdasarkan tingkat keparahan rasa sakit yang dirasakan, yaitu:

  1. Reversible pulpitis
    Peradangan bersifat ringan dan pulpa gigi cukup sehat sehingga masih dapat diselamatkan.
  2. Irreversible pulpitis
    - Peradangan telah merusak pulpa sehingga pulpa tidak dapat diselamatkan
    - Dapat menyebabkan abses periapikal, yaitu infeksi yang terjadi di akar gigi dan membentuk kantong nanah.
    - Infeksi yang tidak ditangani dapat menyebar ke bagian tubuh lain, seperti sinus, rahang, bahkan otak.

Gejala

Mengutip Web MD, gejala awal dari pulpitis adalah nyeri yang mungkin datang tiba-tiba, terasa intens, dan berdenyut, atau mungkin disertai nyeri tumpul dan rasa pegal.

Rasa sakit pada reversible pulpitis lebih ringan dan hanya muncul saat makan, sedangkan pada irreversible pulpitis cenderung lebih parah dan terjadi sepanjang hari dan malam.

Gejala dari reversible pulpitis, di antaranya adalah:

  • Sensitivitas terhadap makanan manis
  • Sensitivitas terhadap makanan panas dan dingin yang hanya berlangsung saat terpapar oleh hal-hal tersebut
  • Rasa sakit yang tajam
  • Gigi tidak sakit saat diketuk

Baca juga: 4 Cara Mengatasi Sakit Gigi pada Ibu Hamil

Sedangkan gejala irreversible pulpitis, meliputi:

  • Rasa sakit yang hebat
  • Nyeri spontan
  • Sensitivitas terhadap panas atau dingin yang berlangsung lebih dari 30 detik
  • Gigi terasa sakit saat diketuk
  • Pembengkakan di sekitar gigi dan gusi
  • Demam
  • Bau mulut
  • Rasa tidak enak di mulut
  • Sulit menemukan gigi mana yang menyebabkan rasa sakit‌

Penyebab

Pada gigi yang sehat lapisan enamel dan dentin akan melindungi pulpa dari infeksi. Namun, ketika lapisan pelindung ini terganggu maka akan menyebabkan pulpitis.

Dilansir dari Healthline, pulpitis terjadi akibat pulpa terpapar bakteri melalui celah pada lapisan enamel dan dentin.

Hal ini akan menyebabkan peradangan atau pembengkakan yang disertai rasa sakit akibat infeksi.

Berikut beberapa penyebab rusaknya lapisan enamel dan dentin gigi:

  • gigi berlubang atau kerusakan gigi, menyebabkan erosi pada gigi
  • cedera, seperti benturan pada gigi
  • memiliki gigi yang retak, menyebabkan pulpa menjadi terekspos
  • trauma berulang yang disebabkan oleh masalah gigi, seperti ketidaksejajaran rahang atau bruxism (gertakan gigi)

Baca juga: 8 Penyebab Sakit Gigi yang Sering Terjadi

Faktor risiko

Kondisi yang meningkatkan risiko kerusakan gigi dapat meningkatkan risiko mengalami pulpitis, seperti:

  • Mengidap penyakit tertentu, misalnya diabetes
  • Tidak melakukan kebiasaan kebersihan mulut yang baik, seperti:
    - tidak melakukan pemeriksaan gigi rutin
    - tidak rutin menyikat gigi dua kali sehari
  • Gemar mengonsumsi makanan tinggi gula atau yang memicu kerusakan gigi, misalnya permen asam dan minuman beralkohol
  • Melakukan pekerjaan yang meningkatkan risiko benturan pada mulut, misalnya olahraga tinju
  • Mengidap bruxism kronis

Diagnosis

Dikutip dari Healthline, berikut beberapa pemeriksaan yang dilakukan untuk mendiagnosis pulpitis:

  1. Melakukan anamnesis, yaitu tanya jawab antara dokter dan pasien untuk membantu menentukan diagnosis
  2. Pemeriksaan seluruh gigi, untuk mengetahui keadaan gigi dan kedalaman lubang pada gigi
  3. Tes sensitivitas, untuk mengetahui reaksi gigi terhadap rangsangan panas, dingin, atau manis
  4. Mengetuk gigi yang sakit dengan lembut untuk menentukan tingkat peradangan
  5. Melakukan rontgen, untuk menentukan tingkat kerusakan gigi dan peradangan
  6. Menggunakan electric pulp test, untuk mendiagnosis seberapa banyak pulpa gigi yang rusak

Baca juga: Benarkah Migrain Dapat Menyebabkan Sakit Gigi?

Perawatan

Penanganan untuk pulpitis disesuaikan dengan jenis dan penyebabnya. Berikut penjelasannya:

  1. reversible pulpitis
    diatasi dengan mengobati penyebab peradangan, misalnya memberikan tambalan pada gigi berlubang untuk meredakan rasa sakit
  2. irreversible pulpitis
    dapat diatasi dengan prosedur pulpektomi, yaitu pengangkatan pulpa mati pada gigi dan akar, serta memasang mahkota baru.

Pada kasus yang menyebabkan gigi mati dan tidak dapat diselamatkan maka penanganan yang tepat adalah melakukan prosedur pencabutan gigi.

Selain itu, dokter akan memberikan pereda nyeri, gel gigi, atau obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) untuk mengurangi peradangan dan meredakan rasa sakit.

Pencegahan

Mengutip Healthline, pulpitis dapat dicegah dengan menerapkan kebersihan gigi dan mulut yang baik, seperti:

  1. Sikat gigi secara rutin dua kali sehari
  2. Gunakan sikat gigi berbulu lembut untuk mencegah iritasi
  3. Rutin mengganti sikat gigi setiap tiga sampai empat bulan
  4. Lakukan flossing setidaknya sekali dalam sehari
  5. Mengurangi atau hindari makanan dan minuman manis yang memicu gigi berlubang, seperti permen, kue, dan minuman bersoda
  6. Kurangi konsumsi minuman berkafein untuk mencegah terkikisnya lapisan enamel gigi
  7. Lakukan pemeriksaan gigi rutin setiap enam bulan sekali
  8. Bagi penderita bruxism, gunakan mouthguard untuk melindungi gigi dan dan mengurangi tekanan antara gigi rahang atas dan rahang bawah yang beradu

Baca juga: 11 Cara Mengatasi Sakit Gigi di Malam Hari

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com