Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/10/2021, 19:00 WIB
Luthfi Maulana Adhari,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Body dysmorphic disorder (BDD) atau gangguan dismorfik tubuh, adalah kondisi kesehatan mental ketika seseorang terlalu mengkhawatirkan kekurangan penampilan mereka.

Kelemahan ini sering tidak terlihat oleh orang lain.

Orang-orang dari segala usia dapat mengalami BDD, tetapi paling sering terjadi pada remaja dan dewasa muda. 

Baca juga: 5 Efek Stres pada Penampilan yang Harus Diwaspadai

Gangguan dismorfik tubuh bisa memengaruhi pria dan wanita.

Penyebab

Tidak diketahui secara spesifik apa yang menyebabkan gangguan dismorfik tubuh.

Seperti banyak kondisi kesehatan mental lainnya, gangguan dismorfik tubuh dapat diakibatkan oleh kombinasi masalah, seperti riwayat keluarga dengan gangguan tersebut, kelainan pada otak, dan pengalaman negatif tentang tubuh atau citra diri.

Faktor-faktor tertentu dapat meningkatkan risiko BDD, seperti:

  • Memiliki kerabat darah dengan gangguan dismorfik tubuh atau gangguan obsesif-kompulsif
  • Pengalaman hidup negatif, seperti ejekan masa kecil, penelantaran atau pelecehan
  • Ciri-ciri kepribadian tertentu, seperti perfeksionisme
  • Tekanan sosial atau ekspektasi kecantikan
  • Memiliki kondisi kesehatan mental lain, seperti kecemasan atau depresi

Gejala

Tanda dan gejala gangguan dismorfik tubuh meliputi:

  • Menjadi sangat sibuk dengan kekurangan dalam penampilan yang bagi orang lain tidak dilihat atau tampak kecil
  • Keyakinan memiliki cacat dalam penampilan yang membuat jelek
  • Keyakinan bahwa orang lain memperhatikan penampilan secara negatif atau mengejek
  • Perilaku yang ditujukan untuk memperbaiki atau menyembunyikan kelemahan yang dirasakan, seperti sering bercermin dan berdandan
  • Mencoba menyembunyikan kekurangan yang dirasakan dengan gaya, riasan, atau pakaian
  • Terus-menerus membandingkan penampilan dirinya dengan orang lain
  • Sering mencari kepastian tentang penampilan dari orang lain
  • Memiliki kecenderungan perfeksionis
  • Menghindari situasi sosial

Baca juga: Tak Hanya Berbahaya bagi Kesehatan, Merokok Juga Ganggu Penampilan

Seseorang bisa jadi terlalu fokus pada satu atau lebih bagian tubuh. Bagian yang difokuskan dapat berubah seiring waktu.

Bagian tubuh yang paling umum menurut Mayo Clinic meliputi:

  • Wajah, seperti hidung, kulit wajah, kerutan, jerawat dan noda lainnya
  • Rambut, seperti penampilan, penipisan dan kebotakan
  • Penampilan kulit dan vena
  • Ukuran payudara
  • Ukuran dan nada otot
  • Alat kelamin

Diagnosis

Setelah evaluasi medis untuk membantu menyingkirkan kondisi medis lainnya, penyedia perawatan primer (faskes 1) dapat membuat rujukan ke profesional kesehatan mental untuk evaluasi lebih lanjut.

Diagnosis gangguan dismorfik tubuh biasanya didasarkan pada:

  • Evaluasi psikologis yang menilai faktor risiko dan pikiran, perasaan, serta perilaku yang terkait dengan citra diri negatif
  • Riwayat pribadi, sosial, keluarga dan medis
  • Gejala yang tercantum dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders DSM-5, diterbitkan oleh American Psychiatric Association

Rasa malu tentang penampilan dapat mencegah mencari pengobatan untuk gangguan dismorfik tubuh.

Tetapi jika memiliki tanda atau gejala, temui penyedia perawatan primer atau profesional kesehatan mental.

Baca juga: Kerap Ganggu Penampilan dan Mirip Jerawat, Apa Itu Milia?

Gangguan dismorfik tubuh biasanya tidak membaik dengan sendirinya.

Jika tidak diobati, kondisi ini dapat memburuk dari waktu ke waktu, menyebabkan kecemasan, depresi berat, dan bahkan pikiran atau perilaku untuk bunuh diri.

Perawatan

Perawatan untuk gangguan dismorfik tubuh sering kali mencakup kombinasi terapi perilaku kognitif dan obat-obatan.

Terapi perilaku kognitif untuk gangguan dismorfik tubuh berfokus pada:

  • Membantu mempelajari bagaimana pikiran negatif, reaksi emosional, dan perilaku mempertahankan masalah dari waktu ke waktu
  • Menantang pikiran negatif otomatis tentang citra tubuh dan mempelajari cara berpikir yang lebih fleksibel
  • Mempelajari cara-cara alternatif untuk menangani dorongan untuk membantu mengurangi kebiasaan bercermin atau pencarian kepastian
  • Mengajari perilaku lain untuk meningkatkan kesehatan mental, seperti mengatasi penghindaran sosial

Tidak ada obat yang secara khusus untuk mengobati gangguan dismorfik tubuh.

Obat yang digunakan untuk mengobati kondisi kesehatan mental lainnya seperti depresi dan gangguan obsesif-kompulsif bisa digunakan.

Obat tersebut adalah Inhibitor reuptake serotonin selektif (SSRI).

SSRI lebih efektif untuk gangguan dismorfik tubuh daripada antidepresan lain dan dapat membantu mengendalikan pikiran negatif serta perilaku berulang pasien.

Baca juga: Manfaat Bulu Kemaluan bagi Tubuh

Komplikasi

Komplikasi yang disebabkan atau terkait dengan gangguan dismorfik tubuh meliputi:

  • Depresi berat atau gangguan mood lainnya
  • Pikiran atau perilaku bunuh diri
  • Gangguan kecemasan, termasuk gangguan kecemasan sosial (social phobia)
  • Gangguan obsesif kompulsif
  • Gangguan Makan
  • Penyalahgunaan zat
  • Masalah kesehatan dari perilaku seperti menguliti
  • Rasa sakit fisik atau risiko cacat karena intervensi bedah berulang

Pencegahan

Tidak ada cara yang diketahui untuk mencegah gangguan dismorfik tubuh.

Namun, karena gangguan dismorfik tubuh sering dimulai pada usia remaja awal, mengidentifikasi gangguan ini lebih awal dan memulai pengobatan akan bermanfaat.

Perawatan pemeliharaan jangka panjang juga dapat membantu mencegah kekambuhan gejala gangguan dismorfik tubuh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com