Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/11/2021, 10:00 WIB
Luthfi Maulana Adhari,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dermatitis seboroik adalah kondisi kulit umum yang memengaruhi kulit kepala.

Kondisi ini menyebabkan bercak bersisik, kulit merah, dan ketombe yang membandel.

Dermatitis seboroik juga dapat memengaruhi area tubuh yang berminyak, seperti wajah, sisi hidung, alis, telinga, kelopak mata, dan dada.

Baca juga: Dermatitis: Jenis, Penyebab, Pencegahan hingga Cara Mengatasinya

Penyebab

Hingga kini belum diketahui penyebab pasti dermatitis seboroik.

Berdasarkan Cleveland Clinic, terdapat faktor-faktor yang dianggap, seperti:

  • Jenis ragi Malassezia, yang ada di kulit setiap orang, tetapi tumbuh terlalu banyak pada beberapa orang
  • Peningkatan kadar androgen (hormon)
  • Peningkatan kadar lipid kulit
  • Reaksi inflamasi
  • Riwayat keluarga (dermatitis berjalan dalam keluarga).

Faktor lain yang memicu atau memperburuk dermatitis seboroik meliputi:

  • Stres
  • Iklim dingin dan kering
  • Kulit berminyak
  • Menggunakan lotion berbasis alkohol
  • Riwayat gangguan kulit lainnya, termasuk rosacea, psoriasis dan jerawat.

Gejala

Tanda dan gejala dermatitis seboroik antara lain:

  • Serpihan kulit (ketombe) di kulit kepala, rambut, alis, janggut atau kumis
  • Bercak kulit berminyak ditutupi dengan sisik putih atau kerak pada kulit kepala, wajah, sisi hidung, alis, telinga, kelopak mata, dada, ketiak, daerah selangkangan atau di bawah payudara
  • Kulit merah
  • Gatal.

Baca juga: Kenali Apa itu Dermatitis, Jenis, dan Penyebabnya

Tanda dan gejalanya bisa lebih parah jika mengalami stres.

Diagnosis

Temui dokter segera jika:

  • Sangat tidak nyaman sehingga kurang tidur atau mengganggu rutinitas harian
  • Menyebabkan rasa malu dan kecemasan
  • Menduga kulit terinfeksi
  • Sudah mencoba langkah perawatan diri tanpa hasil.

Dokter akan dapat melakukan diagnosis dengan memeriksa kulit.

Dalam beberapa kasus, dokter bisa saja mengikis sel-sel kulit untuk pemeriksaan (biopsi) guna menyingkirkan kondisi dengan gejala yang mirip dengan dermatitis seboroik, seperti:

  • Psoriasis
  • Dermatitis atopik 
  • Tinea versikolor
  • Rosacea.

Perawatan

Sampo, krim, dan losion obat adalah perawatan utama untuk dermatitis seboroik.

Terdapat beberapa pengobatan rumahan, sebelum mempertimbangkan pengobatan resep, seperti:

  • Melembutkan dan menghilangkan sisik dari rambut
  • Cuci kulit secara teratur
  • Oleskan krim obat
  • Hindari produk penataan rambut
  • Hindari produk kulit dan rambut yang mengandung alkohol
  • Kenakan pakaian katun bertekstur halus
  • Jika memiliki janggut atau kumis, keramaslah rambut wajah secara teratur
  • Bersihkan kelopak mata dengan lembut
  • Cuci kulit kepala bayi dengan lembut.

Baca juga: Dermatitis Atopik

Jika pengobatan rumahan tidak membantu, bicarakan dengan dokter untuk mencoba perawatan di bawah ini:

  • Krim, sampo, atau salep yang mengontrol peradangan
  • Gel, krim, atau sampo antijamur bergantian dengan obat lain
  • Pil obat antijamur.

Komplikasi

Dermatitis seboroik biasanya berlangsung jinak dan komplikasi serius sangat jarang terjadi.

Adapun daerah intertriginosa dan kelopak mata rentan terhadap infeksi bakteri sekunder, terutama selama dermatitis akut.

Pencegahan

Beberapa hal sehat sederhana dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terkena dermatitis seboroik, seperti:

  • Istirahat cukup
  • Mengendalikan stres
  • Dapatkan sedikit saja paparan sinar matahari (sinar UV)
  • Jauhi matahari tengah hari.

Selalu ikuti instruksi penyedia layanan kesehatan untuk menggunakan sampo obat dan produk kulit.

Baca juga: Ketombe

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com