Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/11/2021, 13:00 WIB
Annisyah Dewi N,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Infeksi bakteri pada bagian tubuh lain, seperti pada kulit dan paru-paru, dapat menyebar hingga ke peredaran darah.

Infeksi bakteri yang menyebar hingga ke peredaran akan menyebabkan bakteremia.

Bakteremia adalah kondisi ketika bakteri hidup dan berkembang biak di dalam aliran pembuluh darah.

Baca juga: Infeksi Bakteri

Seseorang dengan kekebalan tubuh yang normal, keberadaan bakteri dalam peredaran darah bersifat sementara dan tidak menimbulkan gejala parah.

Namun, ketika mekanisme respons imun gagal membunuh bakteri dalam aliran pembuluh darah maka bakteremia akan berkembang menjadi septikemia.

Septikemia dapat menyebabkan infeksi serius, seperti sepsis dan syok septik yang dapat membahayakan nyawa.

Gejala

Merangkum Drugs.com dan Med India, terdapat beberapa gejala bakteremia, yaitu:

  • Demam
  • Menggigil
  • Tubuh menjadi lemah
  • Pusing
  • Perubahan mental, seperti kebingungan
  • Ruam atau muncul bercak ungu kemerahan di seluruh tubuh
  • Mual dan muntah
  • Tekanan darah menjadi rendah (hipotensi)
  • Peningkatan denyut nadi
  • Napas menjadi lebih cepat dari biasanya.

Penyebab

Menurut Healthline, bakteremia disebabkan oleh adanya infeksi pada bagian tubuh yang lain, seperti infeksi saluran kemih, infeksi pada paru-paru, dan daerah perut.

Berbagai bakteri yang berbeda dapat menyebabkan bakteremia. Beberapa dari bakteri ini dapat menyebabkan infeksi dalam aliran darah.

Baca juga: Awas, Kamar Mandi Bisa Jadi Sarang Bakteri Jika Jarang Dibersihkan

Bakteri yang kerap menjadi penyebab dari bakteremia adalah Staphylococcus aureus, Escherichia coli (E.coli), Streptococcus pneumonia, dan Salmonella.

Terdapat beberapa cara yang dapat menyebabkan bakteri masuk ke dalam aliran darah, seperti:

  1. Menjalani prosedur perawatan gigi, seperti scaling gigi dan cabut gigi
  2. Menjalani operasi
  3. Melakukan pemasangan selang kateter
  4. Melalui luka atau luka bakar yang parah.

Faktor risiko

Dirangkum dari Family Doctor dan Drugs.com, terdapat beberapa kondisi yang meningkatkan risiko terjadinya bakteremia, seperti:

  1. Berusia di bawah satu tahun (bayi) atau di atas 65 tahun
  2. Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah akibat pengobatan jangka panjang atau penyakit kronis, seperti diabetes, gagal jantung, kanker, atau HIV/AIDS
  3. Melakukan prosedur operasi, pemasangan selang kateter, atau mencabut gigi
  4. Mengalami cedera yang menimbulkan luka atau luka bakar
  5. Menderita pneumonia
  6. Penyalahgunaan NAPZA suntik.

Diagnosis

Dikutip dari Healthline, bakteremia dapat didiagnosis melalui pemeriksaan kultur darah. Dokter akan mengambil sampel darah untuk mendeteksi keberadaan bakteri.

Baca juga: Cara Terbaik Cuci Buah dan Sayur untuk Hilangkan Bakteri

Jika diperlukan, dokter mungkin akan melakukan beberapa pemeriksaan berikut:

  • Kultur dahak, bagi penderita bakteremia yang juga memiliki infeksi pernapasan atau menderita penyakit paru-paru
  • Kultur luka, bagi penderita yang memiliki luka terbuka pada kulit atau baru saja menjalani operasi, untuk mengetahui infeksi pascaoperasi
  • Kultur selang atau kateter yang digunakan penderita untuk mendeteksi keberadaan bakteri dalam darah.
  • Tes pencitraan, seperti rontgen , CT scan , atau ultrasonografi (USG) juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi kemungkinan infeksi pada organ tertentu

Perawatan

Merangkum Family Doctor dan Drugs.com, penanganan untuk mengobati bakteremia akan disesuaikan dengan tingkat keparahan penderita.

Penanganan bakteremia kerap memerlukan perawatan intensif pada ruangan ICU (intensive critical unit) untuk memantau kondisi penderita.

Dokter akan memberikan antibiotik dan obat-obatan lain melalui saluran intravena atau infus dan memantau sistem organ penderita dengan cermat.

Bakteremia harus ditangani dengan cepat dan tepat sebelum menyebar ke organ lain dan berkembang menjadi sepsis yang mengancam jiwa.

Pada kasus yang ringan atau bakteremia belum menyebabkan kerusakan serius, dokter akan memberikan antibiotik dalam bentuk minum (oral) yang dapat dikonsumsi di rumah.

Jika bakteremia dipicu oleh bakteri yang berkembang akibat pemasangan kateter urine maka dokter akan melepas dan mengganti kateter tersebut untuk mengatasi infeksi.

Baca juga: Memahami Cara Kerja Antibiotik dalam Membasmi Infeksi Bakteri

Selain itu, penderita mungkin memerlukan prosedur operasi jika bakteremia disebabkan oleh adanya abses pada jaringan tubuh tertentu.

Dokter akan melakukan pembedahan untuk mengangkat jaringan yang terinfeksi atau mengeluarkan nanah dari abses tersebut.

Komplikasi

Dirangkum dari MSD Manuals dan Healthline, jika tidak segera ditangani, bakteremia dapat menimbulkan beberapa komplikasi berikut:

  1. Meningitis, yaitu infeksi pada selaput otak
  2. Infeksi jantung, seperti perikarditis dan endokarditis
  3. Pneumonia, yaitu peradangan pada paru-paru akibat infeksi
  4. Osteomyelitis, yaitu infeksi tulang dan sumsum tulang
  5. Infeksi sendi atau septic arthritis
  6. Selulitis, yaitu infeksi bakteri pada kulit dan lapisan yang ada di bawahnya
  7. Peritonitis, yaitu peradangan pada lapisan tipis dinding dalam perut yang disebut peritoneum
  8. Sepsis
  9. Syok septik
  10. Kegagalan organ atau multiple organ failure (MOF) yang dapat mengancam jiwa

Pencegahan

Dirangkum dari Healthline dan Drugs.com, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terkena bakteremia, meliputi:

Baca juga: Mengenal Perbedaan Infeksi Virus dan Bakteri

  1. Seseorang yang berisiko mengalami komplikasi, sebaiknya mendapatkan antibiotik sebelum melakukan tindakan operasi atau prosedur medis lainnya
  2. Merawat luka terbuka pada kulit dengan penanganan yang tepat agar tidak terjadi infeksi
  3. Menerapkan kebiasaan menjaga kebersihan diri, seperti mencuci tangan dengan sabun, terutama setelah dari kamar mandi atau sebelum menyiapkan makanan
  4. Pastikan kebersihan area kateter terjaga dan ganti kateter urine secara rutin
  5. Bersihkan permukaan benda, seperti gagang pintu, meja, ponsel, dan benda lain yang sering disentuh dengan cairan disinfektan untuk membunuh bakteri
  6. Lakukan imunisasi sesuai jadwal, seperti vaksin pneumonia ketika anak berusia 2 bulan hingga 5 tahun dan vaksin influenza yang dapat diberikan sejak anak berusia 6 bulan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com