Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/12/2021, 16:00 WIB
Xena Olivia,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Iritabilitas adalah perasaan gelisah. Terkadang kondisi ini juga disebut "agitasi" sebagai bentuk iritabilitas (mudah tersinggung) yang lebih parah.

Istilah ini umumnya digunakan saat seseorang mudah merasa tersinggung, frustrasi, atau merasa kesal. Seseorang mungkin mengalaminya sebagai respons terhadap situasi stres.

Selain itu, juga bisa merupakan gejala dari kondisi kesehatan mental atau fisik.

Baca juga: Gelisah saat Akhir Pekan Tiba, Waspadai Weekend Anxiety Sindrom

Bayi dan anak kecil sering mengalami kondisi ini, khususnya saat merasa lelah atau sakit.

Misalnya, anak kecil menjadi rewel saat mengalami gigi tumbuh atau sakit perut.

Tak hanya itu, orang dewasa juga dapat merasa mudah tersinggung karena berbagai alasan. Jika terdapat pola teratur akan kondisi ini, ada baiknya untuk memeriksakan diri ke dokter.

Gejala

Gejala yang dapat timbul secara umum dapat meliputi:

  • agitasi, frustrasi, dan merasa terganggu
  • kebingungan dan kesulitan berkonsentrasi (linglung)
  • kesulitan membuat akomodasi atau mengubah rencana
  • keringat berlebihan
  • kelelahan
  • tingkat pernapasan meningkat
  • detak jantung cepat
  • kepekaan berlebihan (sensitif)
  • mudah marah
  • tegang.

Penyebab

Ada banyak hal yang dapat menyebabkan iritabilitas, diklasifikasikan menjadi dua, yaitu fisik dan psikologis.

Beberapa penyebab psikologis umum dari iritabilitas meliputi:

  • stres
  • kecemasan
  • autisme.

Baca juga: Apa Artinya Lingkaran Setan GERD dan Anxiety?

Beberapa gangguan kesehatan mental juga telah dikaitkan dengan karakteristik iritabilitas, beberapa di antaranya:

  • depresi
  • gangguan bipolar
  • skizorenia.

Selain itu, penyebab fisik yang umum dapat termasuk:

  • kurang tidur
  • gula darah rendah
  • infeksi telinga
  • sakit gigi
  • beberapa gejala terkait diabetes
  • gangguan pernapasan tertentu
  • flu.

Kondisi medis yang menyebabkan perubahan hormonal juga dapat memengaruhi suasana hati, seperti:

  • menopause
  • sindrom pramenstruasi (PMS)
  • sindrom ovarium polikistik (POS)
  • hipertiroidisme
  • diabetes.

Iritabilitas juga dapat muncul sebagai efek samping dari obat yang diminum. Beberapa kemungkinan lain, yaitu:

Baca juga: Kabar Bahagia, 6 Makanan Ini Bantu Redakan Anxiety

  • penggunaan narkotika
  • alkoholisme
  • penarikan nikotin
  • penarikan kafein.

Diagnosis

Umumnya, seseorang dapat merasa mudah tersinggung akibat alasan tertentu. Seperti rewel akibat kurang tidur pada malam sebelumnya. Kondisi ini tergolong normal.

Namun, jika iritabilitas yang dialami memengaruh keseharian secara signifikan, segera temui dokter.

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, juga durasi iritabilitas yang telah dialami, tingkat keparahan, dan dampak dari gejala yang timbul.

Dokter juga mungkin akan menjalankan tes laboratorium untuk menyingkirkan kemungkinan kondisi medis yang mungkin dapat mendasari, seperti hipertiroidisme atau diabetes.

Perawatan

Penanganan untuk iritabilitas tergantung pada penyebab yang mendasari. Jika penyebab diobati secara efektif, perasaan mudah tersinggung itu akan hilang dengan sendirinya.

Obat-obatan seperti penstabil suasana hati dan antidepresan dapat membantu memperbaiki kondisi ini.

Selain itu, konseling dengan profesional juga dapat membantu mengurangi gejala yang berhubungan dengan suasana hati, seperti ketakutan, kekhawatiran, dan sifat lekas marah.

Baca juga: Mereka yang Menang dari Anxiety dan Depresi Berkat Pola Makan Sehat

Alternatif lain adalah menggunakan terapi hormon. Namun, opsi ini dapat bekerja berbeda pada setiap orang. Konsultasikan dengan dokter untuk mendapat penanganan yang terbaik.

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menangani iritabilitas, yaitu:

  • berolahraga secara teratur
  • melakukan meditasi
  • menjaga pola makan
  • menjaga pola tidur
  • berlatih teknik pernapasan lambat
  • berbicara dengan teman atau keluarga tentang masalah yang dialami
  • berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater
  • menggunakan jurnal untuk melacak perubahan dan pemicu suasana hati.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com