Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/12/2021, 19:00 WIB
Luthfi Maulana Adhari,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Adenoiditis adalah peradangan pada adenoid atau kelenjar gondok yang disebabkan oleh infeksi.

Adenoid sendiri adalah massa atau sekelompok jaringan limfatik yang membantu tubuh melawan infeksi.

Adenoid ditemukan di tenggorokan, tepat di belakang hidung.

Baca juga: 9 Penyebab Gondok yang Perlu Diwaspadai

Sistem limfatik melakukan beberapa peran untuk membantu melindungi dari infeksi.

Penyebab

Adenoiditis dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, seperti infeksi bakteri Streptococcus.

Penyakit ini juga dapat disebabkan oleh sejumlah virus, termasuk virus Epstein-Barr, adenovirus, dan rhinovirus.

Faktor risiko tertentu dapat membuat seseorang rentan terhadap infeksi pada jaringan adenoid, seperti:

  • Infeksi berulang di tenggorokan, leher, atau kepala
  • Infeksi amandel
  • Kontak dengan virus, kuman, dan bakteri di udara.

Anak-anak lebih rentan terhadap adenoiditis.

Hal ini karena kelenjar gondok semakin menyusut selama masa kanak-kanak. Pada saat mencapai usia remaja akhir, kelenjar gondok umumnya hilang.

Gejala

Gejala adenoiditis dapat bervariasi tergantung pada apa yang menyebabkan infeksi, gejala yang umum terjadi adalah:

  • Sakit tenggorokan
  • Hidung tersumbat
  • Pembengkakan kelenjar di leher
  • Sakit telinga dan masalah telinga lainnya.

Baca juga: 5 Gejala Gondok yang Perlu Diwaspadai

Ketika hidung tersumbat, bernapas melalui adenoid yang meradang bisa menjadi sulit.

Gejala adenoiditis lain yang berhubungan dengan hidung tersumbat meliputi:

  • Harus bernapas melalui mulut
  • Berbicara dengan suara sengau
  • Sulit tidur
  • Mendengkur atau sleep apnea.

Diagnosis

Dokter THT kemungkinan besar akan melakukan pemeriksaan fisik untuk menentukan lokasi infeksi.

Dokter juga akan bertanya tentang riwayat keluarga untuk menentukan apakah kondisi yang diidap adalah penyakit turun-temurun.

Tes lain untuk diagnosis dapat mencakup:

  • Pemeriksaan tenggorokan menggunakan swab untuk mendapatkan sampel bakteri dan organisme lain
  • Tes darah untuk menentukan keberadaan organisme
  • Sinar-X kepala dan leher untuk menentukan ukuran kelenjar gondok dan tingkat infeksi.

Perawatan

Jika bakteri menyebabkan adenoiditis, dokter akan meresepkan antibiotik.

Penggunaan antibiotik sering terbukti berhasil dalam mengobati jaringan adenoid yang meradang.

Baca juga: 9 Cara Mengatasi Hidung Tersumbat Secara Alami dan dengan Bantuan Obat

Jika virus menyebabkan adenoiditis, dokter biasanya meresepkan rencana perawatan khusus.

Pembedahan untuk mengangkat kelenjar gondok juga bisa menjadi pilihan. Operasi ini disebut adenoidektomi.

Pembedahan digunakan untuk mengangkat kelenjar gondok yang:

  • Tidak sembuh dengan antibiotik
  • Mengalami infeksi berulang
  • Ada di samping masalah kesehatan yang mendasarinya, seperti kanker atau tumor  tenggorokan dan leher
  • Menyebabkan masalah pernapasan dan menelan.

Cari bantuan medis segera jika ada gejala dari adenoiditis, terutama masalah kesulitan bernapas.

Komplikasi

Pasien mungkin mengalami sejumlah komplikasi dari adenoiditis.

Komplikasi ini dapat menyebabkan peradangan kronis atau parah pada jaringan adenoid yang menyebar ke lokasi lain di kepala dan leher, seperti:

  • Infeksi telinga
  • Glue ear (infeksi telinga tengah)
  • Masalah sinus (sinusitis)
  • Infeksi pada dada, seperti pneumonia atau bronkitis.

Pencegahan

Melansir Healthline, ada beberapa tips yang dapat dilakukan untuk mencoba mencegah adenoiditis, antara lain:

Baca juga: 5 Cara Mengatasi Hidung Tersumbat saat Tidur

  • Makan makanan sehat dan minum banyak air putih
  • Tidur yang cukup
  • Menerapkan praktik kebersihan yang baik untuk meminimalkan kemungkinan infeksi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com