Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/01/2022, 15:00 WIB
Luthfi Maulana Adhari,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mononucleosis adalah penyakit yang menyebar melalui air liur. Penyakit ini disebabkan oleh virus Epstein-Barr.

Mononucleosis dapat ditularkan melalui ciuman atau berbagi gelas dan peralatan makan dengan pengidapnya.

Namun, mononukleosis tidak begitu menular seperti beberapa infeksi, contohnya flu biasa.

Baca juga: Mononukleosis: Gejala, Penyebab, Cara Mengatasi

Penyebab

Penyebab paling umum dari mononukleosis adalah virus Epstein-Barr, tetapi virus lain juga dapat menyebabkan gejala yang mirip.

Virus ini menyebar melalui air liur dan dapat ditularkan dari berciuman atau dari berbagi makanan serta minuman.

Meskipun gejala mononukleosis membuat tidak nyaman, infeksi sembuh dengan sendirinya tanpa efek jangka panjang.

Kebanyakan orang dewasa telah terpapar virus Epstein-Barr dan telah membangun antibodinya sendiri.

Gejala

Tanda dan gejala mononukleosis antara lain:

  • Kelelahan
  • Sakit tenggorokan
  • Demam
  • Pembengkakan kelenjar getah bening di leher dan ketiak
  • Amandel bengkak
  • Sakit kepala
  • Ruam kulit
  • Limpa lunak dan bengkak.

Virus ini memiliki masa inkubasi sekitar empat sampai enam minggu, pada anak kecil periode ini biasanya lebih pendek.

Baca juga: 14 Makanan yang Baik Dikonsumsi Saat Sakit Tenggorokan

Masa inkubasi mengacu pada berapa lama sebelum gejala muncul setelah terpapar virus.

Diagnosis

Penyedia layanan kesehatan akan memeriksa pasien untuk menemukan masalah seperti:

  • Pembengkakan kelenjar getah bening di bagian depan dan belakang leher 
  • Amandel bengkak dengan penutup kuning keputihan
  • Pembengkakan hati atau limpa
  • Ruam kulit.

Tes darah selanjutnya akan dilakukan, pilihan tes meliputi:

  • Tes jumlah sel darah putih (WBC)
  • Tes monospot
  • Titer antibodi.

Perawatan

Tujuan pengobatan adalah untuk meredakan gejala.

Obat steroid (prednison) dapat diberikan jika gejala semakin parah.

Obat antivirus, seperti asiklovir juga dapat digunakan apabila direkomendasikan oleh dokter.

Untuk meredakan gejala khas, perawatannya meliputi:

  • Minum banyak air mineral
  • Berkumurlah dengan air garam hangat untuk meredakan sakit tenggorokan
  • Beristirahatlah yang cukup
  • Minum acetaminophen atau ibuprofen untuk nyeri dan demam
  • Hindari olahraga kontak jika limpa bengkak untuk mencegahnya pecah.

Baca juga: 5 Cara Atasi Sakit Tenggorokan dengan Pengobatan Rumahan

Gejala awal mononukleosis terasa sangat mirip dengan penyakit lain yang disebabkan oleh virus.

Pengidapnya tidak perlu menghubungi penyedia layanan kesehatan kecuali gejala berlangsung lebih dari 10 hari atau gejala berikut berkembang:

  • Sakit perut
  • Kesulitan bernapas
  • Demam tinggi yang persisten
  • Sakit kepala parah
  • Sakit tenggorokan parah atau amandel bengkak
  • Kelemahan di lengan atau kaki 
  • Warna kuning di mata atau kulit.

Komplikasi

Kemungkinan komplikasi mononukleosis antara lain:

  • Anemia
  • Hepatitis dengan penyakit kuning 
  • Testis bengkak atau meradang
  • Masalah sistem saraf, seperti sindrom Guillain-Barré, meningitis, kejang, kerusakan saraf yang mengontrol gerakan otot-otot di wajah (Bell palsy), dan gerakan yang tidak terkoordinasi
  • Pecahnya limpa 
  • Ruam kulit. 

Pencegahan

Orang dengan mononukleosis bisa menular saat mereka memiliki gejala dan hingga beberapa bulan setelahnya.

Baca juga: Sindrom Guillain-Barre: Gejala, Penyebab, dan Komplikasi

Berapa lama seseorang dengan penyakit menular bervariasi.

Virus dapat hidup selama beberapa jam di luar tubuh.

Hindari berciuman atau berbagi peralatan makan dengan pasien mononukleosis untuk mencegah penyebaran virus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com