Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/02/2022, 07:00 WIB
Jessica Rosa Nathania,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Neuroblastoma adalah perkembangan kanker dari sel saraf yang belum matang dan ditemukan di beberapa area tubuh.

Jenis kanker ini biasanya muncul di dalam dan sekitar kelenjar adrenal.

Namun, neuroblastoma juga dapat berkembang di daerah lain seperti di perut, dada, leher, dan dekat tulang belakang yang menjadi area kelompok sel saraf berada.

Baca juga: Kanker

Beberapa bentuk neuroblastoma hilang dengan sendirinya, sementara yang lain mungkin memerlukan beberapa perawatan.

Penyebab

Secara umum, kanker dimulai dengan mutasi genetik yang memungkinkan sel untuk terus tumbuh tanpa merespons sinyal untuk berhenti.

Hal tersebut menyebabkan sel kanker tumbuh dan berkembang biak di luar kendali hingga membentuk massa atau tumor.

Berdasarkan Mayo Clinic, neuroblastoma dimulai di neuroblas, yaitu merupakan sel saraf yang belum matang pada janin sebagai bagian dari proses perkembangannya.

Namun, belum dapat dipastikan penyebab dari awal mutasi genetik yang mengarah ke neuroblastoma.

Faktor risiko

Berdasarkan Mayo Clinic, risiko neuroblastoma umumnya akan semakin tinggi pada:

  • Anak berusia 5 tahun atau lebih muda, meskipun juga dapat terjadi pada anak yang lebih besar
  • Anak-anak dengan riwayat keluarga neuroblastoma.

Gejala

Dilansir dari Healthline, gejala neuroblastoma meliputi:

Baca juga: Sarkoma Ewing

Gejala umum

  • Benjolan di leher, dada, atau perut
  • Mata melotot
  • Lingkaran hitam di bawah mata
  • Pembengkakan perut
  • Sakit tulang
  • Kelemahan
  • Kelumpuhan atau ketidakmampuan untuk bergerak
  • Pembengkakan kebiruan di bawah kulit.

Gejala kurang umum

  • Kelelahan
  • Demam
  • Sesak napas
  • Batuk
  • Tekanan darah tinggi
  • Diare
  • Pendarahan atau memar yang tidak normal
  • Detak jantung yang cepat
  • Keringat berlebih
  • Gerakan mata atau kaki yang tidak disengaja dan tidak terkendali.

Komplikasi

Menurut Mayo Clinic, komplikasi neuroblastoma mungkin termasuk:

Baca juga: Bisa Jadi Kanker, Kenali 8 Penyebab Sakit Punggung saat Bernapas

  • Penyebaran kanker ke bagian lain dari tubuh, seperti kelenjar getah bening, sumsum tulang, hati, kulit dan tulang
  • Kompresi sumsum tulang belakang yang dapat menyebabkan rasa sakit dan kelumpuhan
  • Iritasi jaringan normal di sekitar tumor yang menyebabkan kecepatan gerakan mata dan kesulitan dengan koordinasi.

Diagnosis

Berdasarkan Mayo Clinic, diagnosis neuroblastoma meliputi:

  • Pemeriksaan fisik untuk memeriksa gejala dan kebiasaan anak
  • Tes darah yang mungkin menunjukkan penyebab gejala
  • Tes urine, memeriksa tingkat tinggi bahan kimia tertentu yang dihasilkan dari sel-sel neuroblastoma
  • Tes pencitraan, menemukan massa yang dapat mengindikasikan tumor
  • Uji sampel jaringan untuk mengungkapkan jenis sel apa yang terlibat dalam tumor dan karakteristik genetik spesifik dari sel kanker
  • Uji sampel sumsum tulang untuk mengetahui tingkat penyebaran neuroblastoma.

Perawatan

Pada dasarnya,perawatan neuroblastoma tergantung pada usia anak dan tingkat keparahannya.

Banyak anak dengan neuroblastoma akan menjalani lebih dari satu jenis pengobatan.

Perawatan umumnya dilakukan secara bertahap dan dapat berlangsung beberapa tahun.

Melansir Healthline, pilihan perawatan neuroblastoma termasuk:

Baca juga: Bisakah Rambut Tumbuh setelah Kemoterapi?

  • Kemoterapi, obat antikanker yang digunakan untuk membunuh sel kanker
  • Terapi radiasi, partikel atau sinar berenergi tinggi digunakan untuk membunuh sel kanker
  • Imunoterapi atau terapi biologis yaitu menggunakan obat untuk merangsang sistem kekebalan tubuh untuk melawan penyakit
  • Terapi sel induk atau transplantasi sumsum tulang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com