Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/02/2022, 17:00 WIB
Xena Olivia,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Spina bifida adalah kondisi saat tulang belakang dan sumsum tulang belakang bayi tidak berkembang dengan baik di dalam rahim, menyebabkan celah pada tulang belakang.

Spina bifida termasuk ke dalam jenis cacat tabung saraf. Tabung saraf adalah struktur yang akhirnya berkembang menjadi otak dan sumsum tulang belakang bayi.

Tabung saraf terbentuk saat awal masa kehamilan dan menutup sekitar empat minggu setelah pembuahan.

Baca juga: 4 Cara Jaga Menjaga Kesehatan Tulang Belakang

Pada bayi dengan spina bifida, bagian dari tabung saraf tidak berkembang atau menutup dengan benar sehingga menyebabkan cacat pada sumsum tulang belakang dan tulang belakang (vertebra).

Tidak diketahui apa yang menyebabkan kondisi ini, tapi diduga kekurangan asam folat sebelum dan pada tahap awal kehamilan menjadi faktor risiko yang signifikan.

Jenis

Terdapat berbagai jenis spina bifida, yaitu: spina bifida okulta, myelomeningocele, atau meningocele yang sangat langka.

Spina bifida okulta

‘Okulta’ berarti tersembunyi. Spina bifida jenis ini adalah yang paling ringan dan umum.

Spina bifida okulta menimbulkan adanya celah kecil pada satu atau lebih tulang belakang (vertebra).

Banyak orang dengan spina bifida okulta tidak menyadari mereka memiliki kondisi ini, kecuali saat ditemukan melalui tes pencitraan yang dilakukan untuk alasan lain.

Mielomeningokel

Jenis ini juga dikenal sebagai spina bifida terbuka. Spina bifida jenis ini adalh yang paling parah.

Kanal tulang belakang terbuka di sepanjang beberapa vertebra di punggung bawah atau tengah.

Baca juga: Berbagai Hal Tentang Cedera Tulang Belakang yang Harus Kamu Tahu

Selaput dan saraf tulang belakang mendorong melalui lubang ini saat lahir, membentuk kantung di punggung bayi hingga jaringan dan saraf terlihat.

Kondisi ini menyebabkan bayi rentan terhadap infeksi yang mengancam jiwa dan juga dapat menyebabkan kelumpuhan dan disfungsi kandung kemih dan usus.

Meningokel

Spina bifida ini terjadi saat selaput pelindung sekitar sumsum tulang belakang (meninges) mendorong keluar melalui tulang belakang.

Sumsum tulang belakang biasanya dapat berkembang secara normal sehingga pembedahan dapat digunakan untuk mengangkat selaput tanpa merusak saraf.

Gejala

Pada spina bifida okulta, tanda paling jelas adalah seberkas rambut atau tanda lahir pada lokasi cacat.

Sementara itu, pada spina bifida meningokel dan mielomeningokel, terdapat kantung yang menyembul pada punggung bayi.

Terdapat tambahan berupa lapisan tipis kulit di atas kantung pada spina bifida meningokel.

Biasanya, tidak ada penutup kulit sehingga jaringan sumsum tulang belakang terbuka pada jenis mielomeningokel.

Gejala terkait lainnya dapat berupa:

Baca juga: 6 Gejala Rakhitis, Kelainan Tulang yang Perlu Diwaspadai

  • otot kaki lemah (dalam beberapa kasus, bayi tidak dapat menggerakkannya sama sekali)
  • kaki berbentuk tidak biasa, pinggul tidak rata, atau tulang belakang melengkung (skoliosis)
  • kejang
  • masalah usus atau kandung kemih
  • anak-anak mungkin juga mengalami kesulitan bernapas, menelan, atau menggerakkan lengan atas mereka
  • obesitas atau kelebihan berat badan.

Gejala akan sangat bergantung pada lokasi cacat pada tulang belakang serta saraf yang terlibat.

Penyebab

Tidak diketahui secara pasti penyebab dari spina bifida. Namun, terdapat kombinasi genetika dan faktor lingkungan.

Beberapa faktor yang diyakini berperan, yaitu:

  • obesitas
  • diabetes yang tidak terkontrol pada ibu
  • beberapa obat-obatan.

Diagnosis

Spina bifida dapat terdiagnosis pada masa kehamilan, tapi tidak selalu.

Beberapa tes yang dapat digunakan untuk mendiagnosis spina bifida, yaitu:

Baca juga: 8 Macam Kelainan pada Tulang Manusia yang Perlu Diwaspadai

  • tes darah: dilakukan pada minggu ke-16 hingga ke-18, digunakan untuk menguji jumlah AFP (alfa-fetopretoin) dalam darah. Kadarnya akan lebih tinggi sekitar 75 hingga 80 persen pada wanita yang mengandung janin dengan spina bifida
  • ultrasonografi (sonogram): masalah pada tulang belakang janin dapat terlihat melalui tes pencitraan
  • amniosentesis: cairan dari rahim dikeluarkan melalui tabung untuk diuji kadar proteinnya.

Perawatan

Perawatan untuk gejala atau kondisi terkait spina bifida meliputi:

  • operasi segera setelah lahir untuk menutup lubang di tulang belakang dan mengobati hidrosefalus
  • terapi untuk membuat kehidupan sehari-hari lebih mudah dan meningkatkan kemandirian, seperti fisioterapi dan terapi okupasi
  • alat bantu dan peralatan mobilitas, seperti kursi roda atau alat bantu jalan
  • pengobatan untuk masalah usus dan kandung kemih.

Dengan perawatan dan dukungan tepat, banyak anak dengan spina bifida dapat bertahan hidup hingga dewasa.

Kondisi ini dapat menantang untuk dijalani, tapi banyak orang dewasa dengan spina bifida mampu menjalani kehidupan mandiri yang memuaskan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com