Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/03/2022, 19:00 WIB
Annisyah Dewi N,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Salah satu kondisi yang berkembang setelah bertahun-tahun menderita penyakit asam lambung atau GERD adalah Barrett's esophagus.

Barrett's esophagus merupakan kondisi ketika lapisan jaringan pada esofagus (kerongkongan) mengalami kerusakan akibat paparan asam lambung berkepanjangan.

Gastroesophageal reflux disease (GERD) menyebabkan asam lambung kembali naik ke kerongkongan.

Baca juga: 4 Pertolongan Pertama Saat Asam Lambung Naik

Paparan asam lambung berkepanjangan akan menyebabkan lapisan jaringan pada esofagus menebal, memerah, dan mengalami peradangan yang disebut Barrett's esophagus.

Jika tidak segera ditangani, kondisi ini dapat berkembang menjadi jaringan kanker esofagus (kerongkongan).

Gejala

Merangkum Family Doctor dan Very Well Health, Barrett's esophagus tidak menimbulkan gejala khusus.

Namun, dikarenakan kondisi ini sering kali disebabkan oleh GERD maka gejala penyakit inilah yang harus diwaspadai.

Berikut beberapa gejala GERD:

  • Heartburn, yaitu rasa nyeri atau panas pada ulu hati
  • Nyeri di dada
  • Sering mengalami sendawa
  • Rasa asam pada mulut
  • Bau mulut
  • Nyeri atau rasa sakit saat menelan
  • Mengalami kesulitan menelan
  • Sering tersedak
  • Penurunan berat badan secara tiba-tiba tanpa sebab yang jelas
  • Terdapat darah pada feses atau muntah.

Penyebab

Mengutip Mayo Clinic, hingga saat ini penyebabBarrett's esophagus masih belum diketahui secara pasti.

Baca juga: Kenali Gejala Silent Reflux, Asam Lambung Naik Diam-diam

Namun, sebagian besar kasus ini berawal dari GERD yang diderita selama bertahun-tahun.

Meskipun demikian, terdapat pula seseorang yang mengalami Barrett's esophagus, tetapi tidak menderita GERD yang disebut sebagai silent reflux.

Baik menderita GERD ataupun tidak, Barrett's esophagus disebabkan oleh naiknya asam lambung ke kerongkongan.

Semakin lama asam lambung akan mengikis dinding kerongkongan hingga merusak kerongkongan.

Faktor risiko

Menurut Healthline, beberapa kondisi berikut meningkatkan risiko seseorang mengalami Barrett's esophagus:

  1. Berjenis kelamin laki-laki
  2. Ras Kaukasoid atau ras kulit putih
  3. Berusia di atas 50 tahun
  4. Memiliki riwayat gastritis
  5. Memiliki kebiasaan merokok
  6. Mengalami kelebihan berat badan atau obesitas
  7. Kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol
  8. Sering mengonsumsi obat golongan OAINS atau aspirin
  9. Makan dalam porsi yang besar, pedas, dan tinggi lemak
  10. Memiliki kebiasaan tidur atau atau berbaring setelah makan.

Diagnosis

Dirangkum dari Healthline dan Cleveland Clinic, Barrett's esophagus dapat didiagnosis melalui pemeriksaan endoskopi.

Baca juga: Bagaimana Asam Lambung Bisa Merusak Kerongkongan dan Tenggorokan?

Pada pemeriksaan endoskopi, dokter akan memasukkan alat khusus berupa tabung kecil panjang yang dilengkapi dengan kamera dan lampu ke dalam esofagus.

Kamera dan lampu pada ujung tabung ini dapat menampilkan bagian dalam kerongkongan sehingga dokter dapat mengetahui kondisi kerongkongan pasien.

Jaringan kerongkongan yang normal akan terlihat pucat dan mengilap.

Sementara itu, jaringan kerongkongan akibat Barrett's esophagus terlihat berwarna kemerahan dengan tekstur seperti beludru.

Dokter mungkin akan melakukan biopsi atau mengambil sampel jaringan kerongkongan untuk menentukan tingkat keparahan penyakit dan kemungkinan kanker.

Perawatan

Mengutip Mayo Clinic, penanganan Barrett's esophagus akan disesuaikan dengan tingkat keparahan penyakit. Berikut penjelasannya:

Tanpa displasia

Pada tahap ini, tidak ditemukan jaringan kanker pada kerongkongan. Kondisi ini dapat ditangani dengan beberapa cara berikut:

  1. Endoskopi rutin satu tahun sekali, untuk memantau pertumbuhan sel di kerongkongan
  2. Pengobatan untuk GERD atau penyakit lainnya yang memicu naiknya asam lambung ke kerongkongan.

Displasia tingkat rendah

Displasia tingkat rendah merupakan tahap awal dari perkembangan kanker kerongkongan.

Baca juga: 9 Cara Mencegah Asam Lambung Naik ke Kerongkongan

Pada tahap ini, dokter mungkin akan menyarankan pasien untuk melakukan endoskopi rutin setiap enam hingga 12 bulan sekali.

Beberapa perawatan yang dapat diberikan, meliputi:

  1. Reseksi endoskopi, menggunakan endoskop untuk mengangkat sel-sel yang rusak dan sel kanker
  2. Ablasi radiofrekuensi, menggunakan energi panas untuk menghancurkan jaringan kerongkongan yang bersifat kanker
  3. Krioterapi, menggunakan suhu dingin untuk membekukan sel kanker pada kerongkongan.

Displasia tingkat tinggi

Displasia tingkat tinggi berarti bahwa sel-sel kanker pada kerongkongan semakin berkembang.

Selain tiga metode sebelumnya, kondisi ini mungkin memerlukan tindakan operasi untuk menghilangkan bagian kerongkongan yang rusak dan menyambungkannya ke lambung.

Tidak hanya memerlukan penanganan medis, Barrett's esophagus juga dapat diatasi dengan beberapa perubahan gaya hidup berikut:

  1. Jaga berat badan tetap ideal dan sehat
  2. Hindari makanan dan minuman yang memicu asam lambung, seperti cokelat, kopi, dan minuman beralkohol
  3. Berhenti merokok
  4. Meninggikan kepala saat tidur.

Baca juga: Beda Refluks Asam Lambung, Heartburn, dan GERD

Komplikasi

Menurut Very Well Health, Barrett's esophagus dapat menimbulkan komplikasi berupa kanker esofagus atau kanker kerongkongan jika tidak segera ditangani.

Pencegahan

Dirangkum dari Cleveland Clinic dan Healthline, cara mencegah Barrett's esophagus adalah dengan mengatasi GERD atau antisipasi terhadap gejala GERD, seperti:

  • Tidak mengonsumsi makanan empat jam sebelum tidur
  • Tidak merokok
  • Jaga berat badan tetap ideal dan sehat, lakukan diet jika mengalami kelebihan berat badan atau obesitas
  • Hindari konsumsi minuman beralkohol
  • Tidak berbaring setelah makan, sebaiknya berbaring empat jam setelah makan
  • Menerapkan pola makan sehat, seperti:
    1. Kurangi makanan berlemak
    2. Makan dalam porsi kecil, tetapi sering
    3. Hindari makanan berminyak dan pedas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com