Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai Banjir, Diare Meningkat

Kompas.com - 28/01/2008, 17:18 WIB

CIREBON, SENIN - Banjir yang melanda sebagian Kota Cirebon dan pinggirannya, yaitu Kecamatan Gunungjati, Kabupaten Cirebon, ternyata membuat penyakit diare mudah menyebar dan terbukti jumlah penderita diare yang dirawat di RSUD Gunungjati Cirebon meningkat.

Sedikitnya 70 anak di Kabupaten dan Kota Cirebon mendapat perawatan di RSUD Gunungjati, usai banjir yang melanda Kota Cirebon dan wilayah pinggiran kota, sejak 10 hari yang lalu.

"Jika dibandingkan pasien diare bulan Desember tahun 2007 lalu yang hanya 30 orang, maka sekarang meningkat hingga 50 persen," kata Kepala Ruangan Anak RSUD Gunungjati Ade Puspita, Senin (28/1).
  
Menurut Ade, saat ini di ruang perawatan anak ada sekitar 14 pasien yang tengah dirawat akibat diare dan mayoritas berasal dari daerah-darah rawan banjir seperti Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon dan Kecamatan Kejaksan Kota Cirebon. 

"Sekitar 30 persen ruang anak ini dipenuhi penderita diare yang umumnya dari daerah genangan banjir. Hampir setiap hari ada saja pasien diare anak-anak yang masuk," katanya.

Ade mengemukakan, diare lebih banyak diakibatkan pemakaian air yang tidak ’hygienis’ akibat banyak sumur penduduk yang sudah tercemar bakteri yang berasal dari kotoran manusia dan hewan yang terbawa banjir.

Di ruang perawatan anak yang berkapasitas 45 tempat tidur, tampak pasien penderita diare mendominasi dan urutan kedua adalah pasien demam berdarah yaitu 10 pesien.

Beberapa orang tua pasien mengaku anak mereka terkena diare setelah adanya banjir sehingga warga kesulitan air bersih.

"Anak saya Djakiyah (3), terserang diare beberapa hari setelah banjir menerjang kampung saya," kata Suminah dari Desa Wanakaya, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon, yang sudah menunggui anaknya selama lima hari.

Ia mengungkapkan, dari satu kampung (RW) ada belasan anak yang terkena diare dan beberapa sudah dirawat di rumah sakit, sisanya hanya berobat ke Puskesmas.

Pada kesempatan terpisah Camat Gunungjati Kabupaten Cirebon, Deni Agustin SE, mengakui, banyak sumur warga yang kemungkinan tercemar bakteri yang berasal dari kotoran manusia dan hewan sehingga jika air sumur tidak dimasak secara matang maka bisa menjadi rawan penularan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com