Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasien Flu Burung ke-100 di Indonesia

Kompas.com - 28/01/2008, 23:04 WIB

JAKARTA, SENIN- Flu burung bergerak cepat merenggut hidup masyarakat Asia. Setidaknya dua orang warga Indonesia meninggal lagi akibat virus avian flu.

Negara-negara seperti India dan Bangladesh bakal mengalami hal yang sama. Dan terjadinya wabah lagi di tahun baru China mendatang bukannya tidak mungkin.

Sebagai negara dengan penderita flu burung terbanyak, Indonesia tampaknya harus waspada. Saat ini tergenapi sudah, 100 penderita flu burung yang tewas setelah diberitakan seorang pelajar SD usia 9 tahun dan wanita muda usia 20 tahun meninggal. Demikian diungkapkan Joko Suyono, Kepala Pusat Penanggulangan Flu Burung Indonesia.

Si anak yang diketahui bernama Muhamad Ibnu Yusuf mulai sakit tanggal 15 Januari lalu dan meninggal Minggu (27/1), ungkap Suyono. Sementara si wanita mulai sakit pada 19 Januari dan meninggal di rumahsakit. Dua orang lagi penderia, usia sekitar 30-an tahun sedang diperiksa dan dirawat di rumahsakit di Jakarta.

Jadi, dalam hal ini Indonesia tercatat sebagai negara dengan penderita flu burung terbanyak karena nyaris separuh dari seluruh penderita flu burung di dunia mencapai 222, sejak kasus ini mulai muncul di tahun 2003.

Flu burung mudah sekali merebak pada musim hujan. Alasannya memang belum begitu jelas. Meski begitu  para ahli menyebutkan bahwa pola itu mirip dengan influenza musiman yang memang rentan menyerang saat suhu mulai menurun.

Sejumlah negara termasuk Thailand, akhir-akhir ini dilaporkan juga mengalami hal serupa seperti Indonesia setelah  sekian lama tidak ada kasus.

India tercatat juga sebagai negara yang cukup buruk dalam menangani flu burung terutama agar jangan sampai masuk ke Calcutta, dimana sekitar 14 juta orang hidup di dalamnya.

Tapi, virus in mulai menyerang di 13 distrik dari 19 distrik yang ada di Bengal Barat. Setidaknya lebih dari 1,6 juta orang tewas akibat flu burung sejak pertengahan Januari. Demikian diungkapkan Menteri Peternakan India Anisur Rahman, Minggu(27/1). “Kami sedang mencari cara terbaik serta apa saja yang diperlukan untuk mengontrol penyebarannya,“ ungkap Anisur.

Akibatnya Minggu, pejabat pengawas ternak di dekat Bangladesh segera menghentikan order ternak dari India. Semua truk dari India segera disemprot dengan disinfektan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com