Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bawa Pasien ke Bidan, Dukun Bayi Dibayar

Kompas.com - 08/03/2008, 13:58 WIB

 

 

Yogyakarta, Kompas - Dalam dua tahun terakhir, pemerintah tidak lagi mengembangkan program-program pelatihan bagi dukun bayi karena dinilai tidak efektif. Sebagai terobosan baru, biaya pelatihan tersebut disalurkan untuk membayar dukun bayi setiap kali mereka membawa pasien kepada bidan.

"Kalau dulu dukun dilatih, sekarang dukun dibujuk supaya pasiennya diberikan kepada bidan dan dukunnya kita bayar," kata Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari dalam "Sarasehan Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta bersama Menteri Kesehatan dan Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional" di UGM, Rabu (5/3).

Pergeseran itu pun berdampak signifikan terhadap penurunan angka kematian ibu (AKI) di Indonesia. "Alhamdullilah angka kematian ibu turun dengan baik, sekarang 240-an (per 100.000 kelahiran hidup). Banyak desa yang angka kematian ibunya nol dalam dua tahun terakhir," kata Fadilah.

Ia mencontohkan, di puluhan desa di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, AKI nol karena sistem pemberian pasien dukun pada bidan sudah berjalan dengan baik.

Fadilah mengatakan, biaya untuk membayar dukun yang memberikan pasien mereka kepada bidan jauh lebih murah dan lebih efektif dari pengeluaran biaya untuk menyelenggarakan berbagai pelatihan bagi bidan dan dukun bayi. Apalagi, banyak pelatihan yang tak berjalan di daerah-daerah.

Berintegrasi dengan program Asuransi Kesehatan untuk Keluarga Miskin yang saat ini berubah menjadi Jaminan Kesehatan Masyarakat, terobosan pemerintah di bidang pelayanan kesehatan bagi ibu hamil tersebut dinilai cukup berhasil. Ibu hamil yang berasal dari keluarga miskin pun dilayani oleh para bidan atau rumah sakit.

Meski AKI di Indonesia sudah turun, dosen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran UGM HM Sulchan Sofoewan menilai, penurunan tersebut masih tergolong lambat. (dya)

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com