Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Laparoskopi, Bedah dengan Sayatan Kecil

Kompas.com - 05/04/2008, 15:18 WIB

KEMAJUAN teknologi telah membawa perkembangan berarti di dunia bedah. Laparaskopi diperkenalkan di awal tahun 1990an dengan metode sayatan kecil sepanjang 2-3 cm menolong pasien tidak perlu berlama-lama di rumah sakit dan menghabiskan banyak biaya.

Didukung oleh perkembangan IT yang mutakhir, teknologi laparaskopi pun turut berkembang. Panjangnya sayatan yang diperlukan dalam metode bedah ini menjadi 0.5-2 cm saja. Dengan demikian, masa penyembuhan pasien lebih singkat lagi.

"Jadi ini suatu kemajuan IT yang tentu membantu kita dalam dunia kedokteran. Bagaimana kita melakukan bedah dengan lubang-lubang kecil tanpa tangan kita masuk," ujar Direktur Eksekutif Pondok Indah Healthcare Group Dr. Hermansyur Kartowisastro pada konferensi pers Live Demo on Advance Laparascopic Surgery II di Jakarta, Sabtu (5/4).

Laparaskopi adalah tindakan bedah yang tidak membutuhkan sayatan lebar karena menggunakan alat bantu kamera kecil yang dapat dimasukkan dalam rongga abdomen. Metode ini dikatakan makin berkembang dengan didukung oleh peralatan canggih yang disebut Endo Alfa.

Alat ini merupakan yang pertama di Indonesia dan yang ketiga di Asia, selain Jepang dan Hongkong. Endo Alfa dilengkapi dengan teknologi Narrow Brand Image (NBI) yang menangkap keganjilan-keganjilan pada rongga yang diperiksa dalam warna yang lebih spesifik. Dengan gambar yang lebih jelas, dokter dapat dengan tepat dan cepat mendeteksi keganasan kanker sejak dini.

Laparaskopik dimulai dengan tindakan pre-operasi seperti biasanya. Bedanya, kalau dulu pada saat bedah tangan dokter harus masuk untuk memeriksa benjolan atau indikasi kanker lain, sekarang hal itu tidak perlu dilakukan lagi di awal. Dokter bedah cukup melakukan metode yang tergolong bedah invasi minimal ini dengan empat lubang yang paling besar hanya berukuran 0.5-2cm dan kemudian memasukkan kamera untuk menemukan kanker.

Menurut Ketua Komite Medik RS Puri Indah Dr. Sigit Tjahyono, perkembangan Laparaskopik sendiri yang awalnya hanya untuk rongga-rongga abdomen, sekarang sedang bergerak menuju penerapannya untuk rongga-rongga lain.

"Sekarang laparaskopik tidak hanya untuk perut saja. Bisa untuk ortopedi, keilmuan bedah syaraf, keilmuan ginekolog, bedah torax, jantung, tumor paru, empedu," ujar Sigit dalam presentasi sebelumnya. Menurut keterangan Sigit, banyak rumah sakit di daerah sudah bisa melakukan Laparaskopi namun alat mutakhir Endo Alfa hanya ada satu, yaitu di Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com