Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengobatan Orang Gila Harusnya Gratis

Kompas.com - 12/06/2008, 16:19 WIB

DENPASAR, KAMIS - Pemerintah sudah saatnya membebaskan biaya pengobatan dan perawatan penderita sakit jiwa, baik yang berasal dari keluarga berada maupun masyarakat miskin. Hal itu mengingat semakin banyaknya orang gila yang dibiarkan berkeliaran dan menimbulkan dampak cukup luas, seperti mengganggu keamanan dan kenyamanan masyarakat sekitarnya.
    
"Kalau ada orang gila berkeliaran, maka keamanan dan kenyamanan keluarga maupun masyarakat sekitar pasti terganggu," kata dr Made S Yasa di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Bangli, Kamis.
    
Pemikiran itu muncul, sehubungan di negara-negara tetangga, seperti Malaysia, sudah memberlakukan pengobatan dan perawatan gratis bagi penderita sakit jiwa atau gila.
    
Ia mengatakan, keluarga pasien sakit gila umumnya enggan untuk mengajak penderita ke rumah sakit khusus seperti RSJ, akibat berbagai alasan, seperti ulahnya sering memberontak, sehingga tidak sanggup membawa ke RSJ.
    
Keberadaan keluarga yang sakit jiwa dianggap memalukan, sehingga lebih baik dikurung atau bahkan dipasung dan sebagian besar beralasan tidak memiliki biaya yang cukup.
    
Menurut Made Yasa, keberadaan orang gila di Bali perlu penanganan khusus, karena jika dibiarkan berkeliaran juga akan dapat mengganggu kenyamanan wisatawan mancanegara maupun domestik.
    
Di RSJ Bangli, 45 Km timur laut Denpasar, katanya, pasien sakit gila ditangani dengan menerapkan "5B", yakni berobat, bekerja, berbicara, berolahraga dan berdoa.
    
Penderita sakit jiwa harus diobati agar bisa mencapai kesembuhan. Kemudian terus diajak berbicara dengan sentuhan cinta kasih, karena orang sakit jiwa sebenarnya sadar pada dirinya hanya saja pikiran dan kemauannya tidak terkendali.
    
Untuk bisa mengendalikan diri, pasien perlu diberikan pekerjaan yang sesuai, sehingga merasa sibuk dan tidak terlalu banyak berpikir mengenai hal-hal yang bisa mendorong melakukan tindakan negatif.
    
Selain itu perlu diajak rutin berolahraga agar memiliki kebugaran tubuh yang akan mendorong menuju kesembuhan serta diajari berdoa sesuai dengan keyakinan dan kepercayaannya.
    
Melalui berbagai upaya itu, penderita sakit jiwa diharapkan bisa menumbuhkan kemampuan mengendalikan diri dan tidak sampai melakukan tindakan yang membahayakan maupun mengganggu kenyamanan orang lain, demikian Made Yasa.
    
RSJ Bangli yang didirikan sejak pemerintahan Belanda kini memiliki 310 tempat tidur yang selalu penuh oleh pasien, bahkan ada yang sudah lebih setahun akibat tidak ditengok keluarganya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com