Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cuci Tangan Hindarkan Anak dari Kematian

Kompas.com - 15/10/2008, 14:15 WIB

JAKARTA, RABU- Cuci tangan bisa menghindarkan kematian pada anak. Bukan secara langsung tentu saja. Namun dengan cuci tangan, jutaan bakteri dan virus di tangan bisa dikurangi sehingga tidak sampai menimbulkan penyakit. 

Menurut pelaksana tugas Direktur Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan (PLT Dirjen P2PL Depkes) Tjandra Yoga Aditama, setiap tahun sekitar 3,5 juta anak meninggal karena diare dan pneumonia. Penyebab penyakit tersebut ternyata sepele mereka tidak memperhatikan kebersihan tangan yang menularkan kuman.

"Kampanye cuci tangan bersih ternyata telah memangkas angka kematian tersebut sebesar 50 persen untuk diare dan 25 persen untuk pneumonia di setiap tahunnya," kata , saat kegiatan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia (HCTPSS) di lapangan Wisma Aldiron Jakarta, Rabu (15/10).

Hari Rabu ini, jutaan anak dari 52 negara ikut berpartisipasi dalam HCTPSS. Indonesia menjadi salah satu peserta yang menyelenggarakan acara ini di  22 kabupaten di enam propinsi di Indonesia, dan diikuti oleh siswa-siswi Sekolah Dasar. Acara ini merupakan kegiatan edukasi terbesar dalam hal perubahan perilaku masyarakat untuk cuci tangan pakai sabun.

Dikatakan Tjandra, tumbuhnya pemahaman cuci tangan pakai sabun di kalangan masyarakat akan memberikan kontribusi cukup signifikan bagi pencapaian salah satu tujuan Millenium Development Goal (MDGs) yakni pengurangan sepertiga angka kematian anak balita pada tahun 2015. Mengenai alasan menggunakan sabun, lanjutnya, selain memiliki antiseptik, sabun dapat menembus sela-sela jari hingga kuku untuk menghilangkan kuman.

"Bila itu terus dilakukan setiap orang maka hasilnya akan baik sekali. Kampanye besar ini juga memberitahu pola hidup sehat kepada seluruh dunia," tambah Tjandra.

Berdasarkan data dari Departemen Kesehatan, 52 negara yang telah berkomitmen untuk mencanagkan HCPTPSS yaitu Afganistan, Guinea, Gambia, China, Ghana, Bhutan, Zambia, Tanzania, Bolivia, Vietnam, Kenya, India, Timor Leste, Fiji, Kolombia, Uganda, Yaman, Bangladesh, Bostwana, Mongolia, Irak, Filiphina, Eirtrea, Nigeria, Pakistan, Senegal, Palestina, Laos, Niger, Papua new Guinea, Liberia, Malawi, Guatemala, Indonesia, Kamboja, Sierra Leone, Paraguay, Republik Kongo, Paraguay, Kongo, Zimbabwe, Etopia, Cote de Ivoire, Srilanka, Chad, Burundi, Mauritania, Tajikistan, Syria, Madagaskar, Mozambik, Sudan Utar, Nepal dan Republik Demokrat Kongo

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com