Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gara-gara Cemburu Buta, Tukang Ojek Tewas Bunuh Diri

Kompas.com - 24/10/2008, 00:08 WIB

Laporan wartawan Pos Kupang, Julianus Akoit
 
KEFAMENANU, KAMIS -  Maximus Palbeno (31), warga Kampung Koko, Kelurahan Bansone, Kecamatan Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), ditemukan tewas di tepi Kali (sungai kecil, Red) Oelilah, Kamis (23/10) , sekitar pukul 06.30 wita pagi. Dekat tubuh korban ditemukan kaleng pembasmi serangga dan surat wasiat yang isinya menjelaskan ia tidak tahan cemburu kepada calon istrinya, Emy (27), lalu nekat bunuh diri.
 
Jasad korban pertama kali ditemukan oleh Ny. Agnes Taus, mama kecil (bibi/saudara ibunya, Red), yang sudah membujur kaku di bawah rindang Pohon Duri, di tepi Kali Oelilah, sekitar 300 meter dari rumahnya. "Jadi istri saya, Agnes Taus (bibi korban) yang pertama kali menemukan korban di bawah rindang pohon duri, sekitar pukul 06.30 wita pagi," jelas Sipri Sasi, ketika ditemui di TKP, kemarin pagi.
 
Ketika ditemukan, jasad korban sudah mulai membusuk. Dari mulut keluar cairan yang baunya sangat menyengat. Seluruh tubuh korban membiru kehitam-hitaman. "Korban keluar dari rumah hari Selasa (21/10/2008) pagi. Kami tidak tahu ia kemana. Sampai akhirnya ia ditemukan sudah tidak bernyawa lagi," jelas Sasi.
 
Ia juga mengungkapkan sebelum pergi meninggalkan rumah, korban sempat bertengkar mulut dengan ayah kandungnya, Bartolomeus Palbeno (75). "Korban menuduh ayahnya selingkuh dengan calon istrinya, seorang janda beranak satu," jelas Sasi. Namun pertengkaran mulut nyaris berbuntut adu fisik itu, berhasil dilerai oleh Ny. Agnes Taus dan para tetangga sekitar. "Karena kesal, korban menuju rumah saya, lalu memarkir sepeda motornya. Kemudian ia pergi menghilang," kata Sasi.
 
Keluarga mengira korban pulang ke kampung orang tuanya di Napan. "Tetapi tadi pagi kami dapat informasi kalau ia tidak pernah ke kampung. Kami jadi curiga. Dan pagi itu juga keluarga mencari korban. Dan akhirnya ditemukan sudah tidak bernyawa lagi di tepi Kali Oelilah, sekitar 300 meter dari rumah orang tuanya," jelas Sasi.
 
Bartolomeus Palbeno (75), ayah korban, yang dikonfirmasi terpisah di rumahnya, mengakui ia sempat bertengkar dengan putera keduanya itu. "Dia tuding saya ada maen dengan calon istrinya. Masak saya rampas istri anak saya. Itu tidak mungkin. Itu kualat namanya," kata Palbeno dengan nada tersendat-sendat. Meski sempat bertengkar hebat, Palbeno tidak menggubris dan menyimpan dendam dalam hati. "Dia lalu keluar dari rumah lalu menuju ke rumah mama kecilnya. Saya pun pergi ke kebun untuk membersihkan rumput, menyiapkan lahan menyambut musim tanam. Saya sudah tidak berpikir lagi soal tuduhan konyol itu," katanya.
 
Palbeno mengaku sempat shock ketika para tetangga memberitahu kalau putera keduanya itu ditemukan tewas di tepi Kali Oelilah karena minum racun. "Anak pertama saya, juga mati beberapa tahun lalu karena bunuh diri dengan minum racun. Sekarang anak kedua juga menemui ajal dengan cara yang sama. Saya anggap ini cobaan paling berat dari Tuhan untuk saya. Istri saya dan dua anak kandung saya sudah mati. Saya rasa ini beban paling berat," katanya.
 
Ditanya apakah setelah tiga hari tidak bertemu korban, ia tidak menanyakan keberadaan korban, Palbeno mengatakan ia sudah terbiasa dengan kebiasaan korban 'hilang-muncul' di rumah. "Dia itu kerjanya tukang ojek. Tengah malam baru masuk rumah, saya sudah tidur nyenyak. Pagi saya bangun, dia sudah berangkat kerja mencari calon penumpang. Jadi kami jarang bertemu. Kadang dia tidur di rumah calon istrinya hingga berhari-hari baru pulang rumah," jelas Palbeno.

Ny. Emy, janda beranak satu, yang ditemui terpisah di kediamannya, yang berjarak 25 meter dari rumah korban, mengakui terus-terang kalau korban bertengkar dengan calon mertuanya karena cemburu buta. "Ayah dan anak bertengkar di halaman rumah saya. Calon suami saya menuduh ayahnya ada selingkuh dengan saya. Sebelumnya, calon suami saya mencurigai dan menanyakan berkali-kali serta memaksa saya mengakui telah selingkuh dengan ayah kandungnya. Saya membantah dan menolak mengakui perbuatan laknat itu. Sebab saya tidak pernah melakukan seperti yang dituduhkannya, " jelas Ny Emy. Ia mengaku sedang mengandung seorang bayi, hasil hubungannya dengan korban.

Kapolres TTU, AKBP Haji Abdul Syukur, yang dikonfrimasi melalui Kasatreskrim Polres TTU, AKP Giarto, S.Ik, membenarkan adanya kasus penemuan mayat seorang pria dewasa. "Setelah dilacak, pria itu bernama Maximus Palbeno, seorang tukang ojek, warga setempat. Diduga korban tewas karena minum racun serangga. Namun untuk membuktikan dugaan itu, petugas meminta otopsi atas persetujuan keluarga," katanya.
 
Tentang motif kenapa korban bunuh diri, lanjut Giarto, pihaknya masih melakukan penyelidikan. "Nanti saksi-saksi akan dimintai keterangan. Dari situ baru terungkap motif sebenarnya korban tewas bunuh diri. Atau tewas karena dibunuh," katanya. Jasad korban baru dievakuasi ke RSUD Kefamenanu, kemarin siang, pukul 10.30 wita, dipimpin Kepala Sentra Pelayanan Kepolisian (KSPK), Bripka Frans Janggur
 
Sebagaimana disaksikan Pos Kupang, jasad korban terbaring kaku di bawah rindang Pohon Duri, di tepi Kali Oelilah. Korban mengenakan celana pendek warna coklat, kaos merah muda dipadukan dengan jaket kain warna coklat muda. Tubuh korban sudah membengkak dan membiru kehitam-hitaman. Perutnya membuncit dan mengeluarkan bau busuk yang menyengat. Mulut korban juga membengkak dan penuh dengan cairan busuk. Dekat tubuh korban ditemukan kaleng obat pembasmi serangga.
 
Dari saku jaketnya, polisi menemukan secarik kertas. Kertas itu berisikan tulisan tangan yang ditujukan kepada Emy, calon istrinya. Ada empat pesan yang tertulis. Pertama, permohonan maaf kepada Emy, calon istrinya atas tindakan nekat yang dilakukannya. Kedua, meminta bila anaknya lahir, hendaknya diberi nama Maximus Bilele. "Jika lahir anak perempuan, silahkan kamu yang kasih nama. Tapi marganya harus Bilele," tulis korban.
 
Ketiga, di dompet ada uang Rp 300 ribu, diambil untuk biaya persalinan. Dan sepeda motor harus diambil Emy lalu dijual. Uangnya untuk biaya hidup sang bayi. Dan bila sudah lahir, hendaknya sang bayi dirawat dan dijaga sebaik-baiknya "Keempat, semua peristiwa yang sudah terjadi adalah tanggung jawab ayah kandung saya, Bartolomeus Palebeno," tulis korban.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com