Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dorong Deteksi Dini Kanker Serviks

Kompas.com - 03/02/2009, 12:07 WIB

BANDUNG, SELASA — Upaya deteksi dini kanker serviks (mulut rahim) perlu terus didorong untuk mencegah akibat buruk. Selama ini, banyak pasien yang datang ke rumah sakit ketika kanker sudah dalam kondisi parah.

Dokter spesialis kandungan Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung dr Yudi Mulyana Hidayat SpOG(K) mengatakan, hingga saat ini belum ada data nasional mengenai jumlah penderita kanker serviks. "Namun, di dunia, kanker serviks merupakan pembunuh nomor dua setelah kanker payudara sehingga kanker ini disebut ladies silent killer. Di RSHS saja, setiap bulan ada 150-200 pasien kanker serviks baru. Umumnya mereka datang dalam kondisi sudah parah," kata Yudi, Selasa (3/2).

Padahal, kata Yudi, ketika penyakit sudah parah tindakan operasi sudah sulit dilakukan. "Keterlambatan penanganan bisa berakibat fatal berupa kematian," ujarnya. Yudi mengatakan, keterlambatan pemeriksaan umumnya disebabkan masalah kultur dan finansial.

Deteksi dini kanker serviks bisa dilakukan dengan metode pap smear dan kolposkopi. Kanker serviks umumnya menyerang perempuan yang sudah melakukan hubungan seksual. Yudi mengatakan, penyakit ini disebabkan Human Papilloma Virus (HPV) yang ditularkan melalui penis laki-laki.

"Dulu, kanker serviks biasanya menyerang perempuan usia 35 tahun ke atas. Namun, saat ini saya sudah menemukan kasus kanker serviks pada perempuan usia 21 tahun," ujara Yudi. Deteksi dini kanker serviks akan menjadi salah satu materi dalam Simposium dan Workshop bertajuk "Gynecology and Pelvic Surgery in Practice" yang akan diselenggarakan di Hotel Aston Villa Bandung, 11-14 Februari mendatang.

Kegiatan ini merupakan hasil kerja sama antara Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/RSHS dan Dutch School Gynecology Oncology and Pelvic Surgery. Kegiatan ditujukan untuk bidan, dokter umum, maupun spesialis kebidanan. Informasi kegiatan bisa dilihat di www.obgynrshs.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com