Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keong Mas Menyerang, Petani di Tegal Gagal Panen

Kompas.com - 12/02/2009, 20:15 WIB

TEGAL, KAMIS - Akibat sawah mereka terserang hama keong mas, puluhan petani di Kelurahan Margadana, Kecamatan Margadana, Kota Tegal gagal tanam. Bibit tanaman padi yang sudah ditanam mati, sehingga mereka harus mengulangi proses persemaian. Kondisi tersebut diperparah dengan munculnya genangan air akibat banjir.

Ketua Gabungan Kelompok Tani Margamulya, Kecamatan Margadana, Abdul Wahab, Kamis (12/2) mengatakan, lebih dari 30 hektar sawah di wilayah tersebut mengalami gagal tanam. Petani terpaksa menyemai hingga beberapa kali, karena tanaman mereka hancur diserang keong mas.

"Akibatnya, jadwal tanam petani mundur. Sebagian petani di wilayah lain sudah mulai panen, sementara petani di Kelurahan Margadana masih memulai tanam. Saya juga harus menyemai hingga tiga kali," ujarnya.

Menurut dia, serangan keong mas sangat ganas. Dalam waktu dua hari, hama tersebut mampu menghancurkan tanaman seluas satu hektar. Petani sudah memberi obat pembasmi, namun keong masih saja muncul.

Kondisi tersebut diperparah dengan hujan yang berlangsung terus menerus. Hujan menimbulkan genangan air, sehingga bibit yang ditanam ikut terendam. Saluran air yang terletak di samping areal persawahan juga tidak dapat berfungsi optimal untuk mengalirkan genangan air dari sawah, karena saluran tersebut menyempit dan mengalami sedimentasi. "Banjir juga menjadi tempat persembunyian dan perkembangbiakan keong mas, sehingga keong sulit dibasmi," katanya.

Biaya Membengkak

Wahab mengatakan, gagal tanam mengakibatkan membengkaknya biaya yang harus ditanggung petani. Rata-rata untuk satu kali persemaian, petani membutuhkan biaya sekitar Rp 500.000 hingga Rp 750.000 per hektar.

Warja (62), petani di Kelurahan Margadana, Kecamatan Margadana mengaku kehilangan biaya tanam sebesar Rp 3 juta, untuk lahannya seluas dua hektar. Hal itu karena ia sudah menanam bibit padi hingga dua kali, namun semuanya mati diserang keong mas.

Selain itu, ia juga harus mengeluarkan biaya untuk pembelian bahan bakar mesin pompa air. Mesin tersebut digunakan untuk menyedot genangan air dari sawah, agar dapat segera ditanami kembali.

"Tapi kami tidak kapok, tetap berusaha bisa tanam," kata Didi Susiyanto (25), petani lainnya. Untuk mengurangi perkembangbiakan keong mas, petani memunguti keong yang menyerang tanaman mereka. Keong-keong tersebut dijual kepada peternak itik seharga Rp 4. 000 per ember.

Selain itu, untuk menghemat waktu tanam, saat ini sebagian petani memilih membeli bibit padi yang sudah siap tanam (berusia sekitar 25 hingga 30 hari). Menurut Wahab, bibit tersebut diperoleh dari petani di Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang.

Meskipun demikian, biaya yang dikeluarkan naik hingga 1,5 kali lipat bila dibandingkan menyemai benih sendiri. Wahab dan para petani lainnya berharap, pemerintah membantu mereka dengan memberikan obat pembasmi hama keong mas dan memperbaiki saluran air.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com