Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Stres pada Anak

Kompas.com - 18/02/2009, 17:01 WIB

ANAK-ANAK rentan stres karena masih amat tergantung pada orang dewasa di sekelilingnya dan belum terlalu memiliki mekanisme pertahanan jiwa yang kuat sebagaimana orang dewasa.

Karena itu, mereka amat butuh perlindungan dari orang dewasa terhadap tekanan-tekanan lingkungan yang dapat mengakibatkan stres dan menghambat perkembangan jiwanya.

Pendapat yang menyatakan anak-anak tidak mungkin punya masalah sehingga terhindar dari stres tidaklah tepat. "Bahkan, sering dikatakan, anak-anak justru lebih rentan stres dibanding orang dewasa," kata psikolog Seto Mulyadi, di Jakarta, Rabu (18/2).

Stres adalah tekanan yang dirasakan individu sebagai manifestasi dari kecemasan dan rasa tidak aman. Kalau seseorang merasa terancam, baik secara fisik maupun psikis, misalnya diancam akan dibunuh, kehilangan pekerjaan, maupun ditinggal pergi orang yang dicintai, ia akan merasa cemas dan tegang. Tekanan inilah yang menimbulkan stres.

Stres pada tahap yang wajar dapat memotivasi anak agar berprestasi baik secara akademik maupun di bidang lain seperti olah raga atau kesenian. Namun, stres yang berlebih akan berdampak negatif terhadap perkembangan jiwa anak. Demikian tambah Seto.

Kata Seto, stres pada anak dapat disebabkan oleh perasaan tidak aman atau munculnya situasi yang mengancam, baik dari keluarga, lingkungan sekolah, maupun lingkungan sosial. Dari lingkungan keluarga, misalnya, anak-anak yang mendapatkan adik baru sehingga seluruh perhatian beralih dari dirinya ke adik bayi, anak yang terlalu sering disalahkan, dan orangtua yang berpisah dengan cara tidak baik.

Dari lingkungan sekolah, misalnya, pengalaman pertama kali masuk sekolah yang kurang menyenangkan, kurikulum terlalu padat, guru yang galak, kegagalan di sekolah, pekerjaan rumah yang menumpuk dan pindah ke sekolah baru. Adapun dari lingkungan sekolah, stres bisa timbul karena terjadi kerusuhan sosial yang mengakibatkan anak-anak harus ikut mengungsi, situasi tidak aman, dan pindah rumah.

Baik para orangtua maupun guru perlu berupaya agar anak-anak terhindar dari stres yang berlebihan. Dia mengatakan, hal itu antara lain dengan cara menciptakan suasana aman dan nyaman secara psikologis, menerima anak apa adanya, memahami perasaan anak, dan mencoba untuk berdialog secara efektif dengan anak. Apabila anak cemas dan tegang, upayakan agar kita tetap bersikap tenang sehingga anak pun akan ikut bereaksi secara tenang.

Sikap yang tenang akan membuat anak mampu mengeluarkan isi hatinya secara jujur, dan ini akan membuat masalahnya dapat diselesaikan secara baik. Beri kesempatan kepada anak untuk mengekspresikan perasaannya secara lebih bebas dan leluasa, apakah itu melalui dialog, didengarkan keluhan-keluhannya secara tenang dan cermat, maupun melalui karya-karya kreatif seperti melukis bebas, menulis puisi, menulis karangan, dan bercerita.

"Tunjukkan kepada anak keunggulan-keunggulan yang dimilikinya dan hargai kelebihan anak sehingga mereka mempunyai konsep diri yang positif dan tumbuh optimal dengan penuh rasa percaya diri," kata Seto. Ia juga mengingatkan agar semua pihak, baik para orangtua, guru, dan masyarakat luas berupaya agar anak terhindar dari stres berlebihan dengan mengusahakan suasana psikologis yang aman dan nyaman bagi mereka. *

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com