Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Obat Anti-Radang Efektifkan Pengobatan Kanker Usus Besar

Kompas.com - 02/04/2009, 21:49 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Infeksi atau peradangan usus kerap dijumpai pada penderita kanker kolorektal atau kanker usus besar. Untuk meningkatkan efektivitas pengobatan, maka obat-obatan anti-inflamasi perlu diberikan kepada penderita kanker usus besar.

Hal ini diungkapkan dr Murdani Abdullah, staf Divisi Gastroenterologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dalam disertasinya untuk meraih gelar doktor dalam Ilmu Epidemiologi Program Pascasarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, di Jakarta, Kamis (2/4). Ia mendapat predikat sangat memuaskan.

Kanker kolorektal atau kanker usus besar merupakan jenis kanker yang bisa disembuhkan dan dicegah perkembangannya. Gejala umum kanker ini antara lain rasa cepat lelah, lesu, berat badan menurun. Namun, penderita kanker usus besar tidak mengalami gejala atau tanda spesifik.

Selain kelainan genetik, kanker usus besar juga dipengaruhi faktor lingkungan, makanan yang dikonsumsi, dan infeksi dalam tubuh. "Peradangan usus berulang dan kronis bisa meningkatkan risiko kanker usus besar," kata Murdani.

Di Indonesia, kasus infeksi atau radang usus banyak dijumpai yang ditandai antara lain nyeri lambung dan diare. Namun, banyak penderita hanya minum obat untuk meredakan diare, tetapi tidak mengonsumsi obat anti-inflamasi. Demikian dikatakannya.

Hasil penelitian oleh Murdani terungkap, jumlah COX-2, enzim penyebab peradangan, lebih banyak pada jaringan kanker daripada jaringan bebas kanker pada penderita kanker usus besar. "Karena itu, penderita kanker kolorektal atau polip sebaiknya diperiksa apa ada COX-2 dalam usus," ujarnya.

Ekspresi COX-2 cenderung lebih tinggi pada kelompok usia muda dibandingkan pada kelompok usia tua. Meski demikian, perbedaan ekspresi molekuler inflamasi tersebut tidak bermakna secara statistik. Ekspresi COX-2 di sel-sel kanker lebih rendah dibandingkan yang dilaporkan di negara maju, dan ekspresi COX-2 di mukosa bebas kanker lebih tinggi dibandingkan data di negara-negara maju.

Maka dari itu, bila ditemukan COX-2 pada jaringan kanker atau polip, pemberian obat anti-inflamasi dapat diberikan sebagai pencegahan sekunder pada penderita kanker usus besar. Hal ini untuk meningkatkan efektivitas pengobatan kanker dan mencegah kekambuhan pada pasien.

Namun, obat-obatan anti inflamasi tidak dianjurkan diberikan pada penderita yang mengalami gangguan kesehatan jantung karena obat itu menimbulkan efek samping berupa gangguan irama jantung.

 

 

 

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com