Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Risiko Kerja Malam Hari

Kompas.com - 11/08/2009, 11:00 WIB

KOMPAS.com - Normalnya orang bekerja sejak pagi hingga petang. Malam hari adalah waktu ideal untuk merebahkan raga dan pikiran. Namun, sekarang di banyak kota besar, malam juga cukup benderang untuk beraktivitas.

Selain sekadar hang out atau clubbing, ada juga yang memang harus menekuni profesi, seperti dokter, perawat, penyiar radio, atau wartawan.

"Saya sering kebagian kerja malam di Jumat malam," kata Oky Andrianto, seorang penyiar radio. Awalnya ia susah mengatur tidur. Saat pulang seusai siaran malam, badan biasanya pasti pegal. "Perlu waktu berjam-jam untuk membayar tidur. Dan saat bangun, kepala pusing dan badan terasa lemas," tambahnya.

Oky sempat kena tifus, akibat jam tidurnya tak beraturan. Namun, lama kelamaan tubuhnya dapat menyesuaikan diri. Kerja malam hari memang memiliki risiko gangguan kesehatan. Apalagi sejumlah kecelakaan seringkali terjadi menjelang pagi hari, saat dorongan untuk tidur teramat kuat.

"Mengendara saat mengantuk jauh lebih berbahaya dibandingkan mengendara sambil mabuk. Karena biasanya kita menganggap enteng rasa kantuk," tutur dokter Andreas Prasadja, RPSGT, ahli tidur dari Sleep Disorder Clinic, RS Mitra Kemayoran Jakarta.

Yang perlu diperhatikan adalah kemampuan bekerja. Di waktu-waktu menjelang subuh, biasanya kita sedang amat mengantuk, sehingga kemampuan menganalisis data ataupun monitoring akan terasa sangat berat.

Karenanya, jika memungkinkan, pada mereka yang bekerja malam harus diselingi tidur sejenak, guna mempertahankan kemampuan kerja. Waktu tak bisa diganti karena pola tidur malam dan siang hari amat berbeda. Meski demikian, sangat disarankan untuk segera tidur setelah selesai menjalankan kerja malam.

Ditambahkan oleh Dr Andreas, kerja gilir (shift) harus diatur dengan baik. Idealnya, kerja gilir per dua hari searah jarum jam, misalkan dengan siklus dua hari masuk pagi, lalu dua hari masuk siang, dua haris masuk malam, dan dua hari libur.

Mereka yang mengalami kerja gilir, menurut Dr Andreas, rawan menderita gangguan tidur. Itu sebabnya mereka sebaiknya langsung tidur ketika pulang kerja, dengan menjaga suasana kamar tetap gelap dan sunyi.

Waktunya hormon kerja

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com