Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tembok Kelas Ambruk, Satu Murid Tewas

Kompas.com - 14/08/2009, 04:07 WIB

Bandar Lampung, Kompas - Siswa SD Negeri III Karanganyar, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran, Lampung, Doni Wahyudi (10), tewas setelah tertimpa tembok kelas yang tiba-tiba runtuh, Rabu (12/8) pukul 15.00. Doni, yang tengah bermain bola di halaman sekolah saat jam istirahat itu, meninggal karena perdarahan.

Siti Sadiah, guru kelas IV SDN III Karanganyar yang juga wali kelas Doni, kemarin, mengatakan, siang itu Doni dan sejumlah temannya bermain sepak bola di halaman sekolah. Ia bertugas sebagai penjaga gawang.

Berdasarkan keterangan teman-temannya, lanjut Sadiah, ketika bola mengarah ke halaman kosong di samping rumah tinggal guru yang dijadikan ruang kelas I dan II, Doni mengejarnya. ”Waktu mengejar bola itulah, tembok samping belakang ruang kelas I berukuran 1,5 x 1 meter ambruk. Tembok terbelah menjadi dua dan menimpa Doni, tepat di bagian kepalanya,” ujarnya.

Yang menyaksikan Doni tertimpa tembok runtuh adalah Ibu Rodiah (47), warga yang tinggal tepat di samping ruang kelas I dan II. Ibu Rodiah pula yang menolong Doni.

Panik

Rodiah yang ditemui di sekolah menceritakan, saat melihat Doni jatuh tertelungkup, tertimpa tembok, dia langsung berusaha membantu. ”Waktu itu saya panik karena darah banyak sekali dari bagian belakang kepalanya,” ujarnya.

”Saya akhirnya berteriak-teriak minta tolong. Teman-teman Doni sebagian berlari mengabarkan kejadian itu kepada keluarga dan guru kelas serta warga. Saya dan Ibu Sadiah kemudian membawa Doni ke Puskesmas Gedong Tataan,” kata Rodiah.

Dalam perjalanan menuju puskesmas itulah, sekitar pukul 15.00 Doni meninggal dunia. Ia mengalami perdarahan yang cukup parah.

Martoyo, Kepala Sekolah SDN III Karanganyar, mengatakan, kondisi sekolah memang sudah tidak layak lagi. Gedung Inpres tersebut dibangun pada tahun 1983-1984. Sejak saat itu sampai sekarang, gedung sekolah itu belum pernah direhabilitasi.

 

Anggota Komisi B DPRD Pesawaran, Lahmudin Kadir, di lokasi mengatakan, kejadian tersebut harus menjadi pelajaran bagi Dinas Pendidikan Pesawaran. (hln)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com