Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sunat Tak Lindungi Pria "Gay" dari HIV

Kompas.com - 26/08/2009, 13:44 WIB

KOMPAS.com — Kendati sunat sudah terbukti bisa mencegah penularan virus HIV pada pria di Afrika, ternyata efek serupa tidak ditemukan pada pria homoseksual.

"Sunat ternyata tidak bisa mencegah penularan HIV di antara pria gay," kata Dr Peter Kilmarx, Kepala Divisi Epidemiologi dan HIV dari Center for Disease Control and Prevention (CDC), AS. Walau begitu, CDC masih mempertimbangkan untuk merekomendasikan sunat pada kelompok lain, seperti anak laki-laki dan pria heteroseksual yang beresiko tertular.

UNAIDS dan organisasi kesehatan internasional lain mempromosikan sunat sebagai strategi untuk mengurangi penyebaran virus AIDS. Sejak itu, tekanan untuk melakukan sunat pada anak laki-laki di AS meningkat.

Saat ini, hampir 80 persen pria AS sudah disunat karena alasan tersebut. Proporsi ini tertinggi dibandingkan negara lain. Di seluruh dunia, diperkirakan hanya 30 persen pria yang sunat.

Kendati sunat bisa mengurangi penyebaran penularan HIV di Afrika dan bagian negara lain, di AS virus AIDS lebih banyak mengenai pria gay. Menurut data CDC, pria gay di sana sekitar 4 persen dari jumlah penduduk. Separuh dari jumlah tersebut terinfeksi HIV setiap tahunnya.

Studi sebelumnya menunjukkan, sunat tidak berpengaruh apa-apa terhadap penularan HIV bila dilakukan anal seks. Studi terbaru yang dilakukan oleh CDC terhadap 4.900 pria yang melakukan anal seks dengan pasangan yang terinfeksi HIV menunjukkan, tingkat infeksi mencapai 3,5 persen. Jumlah itu diperkirakan sama saja, baik pria itu disunat maupun tidak.

Saat ini, Pemerintah AS memang belum memutuskan kewajiban sunat kepada warganya. Para dokter dan ahli di CDC percaya ada alasan kuat untuk merekomendasikan sunat pada bayi laki-laki dan pria heteroseksual yang beresiko tinggi. Menurut Kilmarx, definisi "beresiko tinggi" saat ini masih didisikusikan.

Isu sunat, menurut Kilmarx, merupakan hal yang sangat sensitif karena menyentuh nilai budaya dan religius. "Banyak yang harus dipertimbangkan selain prosedur medis," katanya. Karena itu, pemerintah akan memberi edukasi kepada para dokter dan orangtua tentang manfaat dan risiko dari sunat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com