Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Anggap Enteng Pneumonia!

Kompas.com - 12/09/2009, 13:19 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Lebih dari 2 juta anak balita di Indonesia meninggal akibat radang paru (pneumonia). Pneumonia menjadi penyebab 1 dari 5 kematian pada anak di Indonesia. Demikian disampaikan Product Manager PT Wyeth Indonesia dr. Theresia Adhitirta, Sabtu (12/9).

Dr. Theresia mengatakan Indonesia menempati posisi keenam dengan kasus pneumonia tertinggi dibandingkan negara lainnya "Data dari Depkes, di Indonesia terdapat 6 juta kasus pneumonia setiap tahunnya," kata Theresia, di sela-sela Seminar Imunisasi, di RS Siloam Hospitals Kebon Jeruk, Jakarta.

Dia menuturkan pneumonia memang tercatat sebagai penyakit dengan angka kematian tertinggi pada balita. Dari banyak kasus, pneumonia menyebabkan kematian hingga 5-7 persen. Penyakit ini disebabkan oleh kuman, virus, jamur, atau parasit dan mengakibatkan infeksi yang menyerang pada paru-paru.

Umumnya, penyakit ini sulit terdeteksi secara dini karena gejalanya yang menyerupai sakit batuk dan flu biasa. "Gejalanya seperti batuk biasa, seperti demam tinggi, batuk, sesak napas, dan menggigil," katanya.

Penyakit ini terbilang berbahaya karena cara penularannya yang mudah. Menurut Theresia, pneumonia menular melalui percikan ludah yang menyebar lewat udara saat bersin, batuk, ataupun berbicara.

Untuk pencegahannya, dapat dilakukan dengan cara hidup sehat dan memberikan nutrisi yang baik pada balita. Disamping itu, perlu diberikan vaksin pneumokokus pada bayi dan anak sedini mungkin. Menurutnya, vaksin ini diberikan pada bayi usia lebih dari 2 bulan untuk memberikan kekebalan.

"Vaksin ini sudah direkomendasikan oleh Satgas Imunisasi, Ikatan Dokter Anak Indonesia sejak Juni 2006 lalu," terangnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com