Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Takut Selingkuh, Istri Larang Suami Vasektomi

Kompas.com - 12/10/2009, 17:02 WIB

KULONPROGO, KOMPAS.com- Banyak pria di Kabupaten Kulon Progo tidak menjalani operasi vasektomi karena dilarang istrinya. Ibu-ibu rumah tangga ini khawatir, suami mereka yang sudah steril mudah berselingkuh dengan perempuan karena tidak mungkin menghasilkan keturunan.

Di Desa Jatimulyo, Kecamatan Girimulyo, misalnya, hanya 30 pria yang sudah berani menjalani vasektomi. Jumlah ini sekitar dua persen dari total 1.894 kepala rumah tangga di sana. Itu pun sudah termasuk paling banyak jika dibandingkan dengan 87 desa lain di Kulon Progo.

Berdasarkan data Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemerintah Desa dan KB Kulon Progo, hingga tengah tahun 2009 terdapat 506 pria peserta KB aktif di Kulon Progo yang menjalani vasektomi. Jumlah pengguna kondom sekitar 1.621 orang.  Pertambahan jumlah peserta KB pria di Kulon Progo kurang dari lima persen setahun.

Marsinah (40), warga Desa Jatimulyo, melarang suaminya untuk melakukan vasektomi. Ia takut apabila nanti suaminya sudah tidak tertarik lagi kepadanya kemudian berpaling ke wanita lain. "Libido lelaki itu tidak mengenal usia. Laki-laki tidak bisa menopause dan kehilangan gairah seks. Setelah vasektomi, mereka bisa saja berhubungan dengan perempuan lain yang lebih menarik tanpa takut menghasilkan anak," ujarnya, Senin (12/10).

Tidak perlu khawatir

Ketua Kelompok KB Pria Kokoh di Jatimulyo, Paiman, mengatakan, ketakutan seperti ini sesungguhnya tidak perlu terjadi. Menurut Paiman, pria yang berani melakukan vasektomi umumnya berkomitmen kuat untuk membahagiakan keluarga, sehingga membanggakan. Ia justru menyarankan para istri untuk menguatkan suami agar berani dioperasi.

Istri juga harus meyakinkan bahwa vasektomi tidak akan menyebabkan pria menjadi loyo dan kurang bersemangat dalam bekerja dan beraktivitas. Di sisi lain, vasektomi sesungguhnya juga menguntungkan para istri. Mereka tidak perlu repot mengonsumsi pil KB, periksa ke bidan, atau mengecek periode subur guna menghindari kehamilan.

"Banyak pandangan miring mengenai vasektomi yang harus segera diluruskan. Jika tidak, maka keluarga juga yang akan kerepotan karena kehamilan bisa terjadi di luar perencanaan," kata Paiman.

Menurut Kepala Subbidang Pelayanan Kontrasepsi dan Kesehatan Reproduksi Kulon Progo Warsidi, sosialisasi mengenai vasektomi akan terus digencarkan. Salah satu cara yang kini sudah ditempuh adalah menyelipkan materi sosialisasi pada pentas-pentas seni, seperti ketoprak dan wayang kulit.

"Selain itu, kami juga menggerakkan pria-pria yang sudah menjalani vasektomi sebagai contoh. Sebab, karakter peserta KB pria di Kulon Progo cenderung percaya setelah melihat contoh," ujar Warsidi saat dihubungi melalui telepon.

Untuk melayani operasi vasektomi, Pemerintah Kabupaten Kulon Progo sudah bekerja sama dengan Rumah Sakit Umum dr. Sardjito Yogyakarta, terutama tentang penyediaan dokter ahli. Dikatakan Warsidi, operasi bisa dilakukan di dusun dengan fasilitas mobil kesehatan milik pemerintah. Operasi rata-rata berlangsung kurang dari 10 menit, tanpa efek samping, dan gratis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com