Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengurangi Dampak Stres Usai Gempa

Kompas.com - 16/10/2009, 20:15 WIB

KOMPAS.com — Dampak trauma akibat gempa bagi kehidupan seseorang bisa jadi sangat luar biasa. Tak jarang gangguan emosi, pecahnya konsentrasi, hingga goncangan pribadi dialami.

Karena itu, dr Tony Setiabudhi, SpKJ dari Mitra International Hospital menyarankan agar pemerintah menyebarluaskan pengetahuan mengenai stres pascatrauma ini dan cara mengatasinya. Para pemuka agama, pemuka masyarakat, bidan, perawat, guru-guru, dan orangtua dalam hal ini berperan penting.

Post Traumatic Syndrome Disorder atau stres pascatrauma yang kerap terjadi pada korban gempa dapat diatasi dengan rileksasi. Mulailah dengan menarik napas dalam-dalam dan mengembuskannya sambil menyebut huruf s perlahan sehingga perasaan menekan di dada menjadi rasa nyaman. Latihan ini sebaiknya didampingi. Satu hari sebaiknya dilakukan minimal pagi-sore sekitar 10 menit.

Untuk mereka yang fobia hingga tidak berani keluar rumah, Tony menyarankan agar penderita dirawat dan dilatih perlahan-lahan dengan proses desensitisasi. Pertama-tama, individu akan diajak pergi keluar bersama-sama di suatu tempat. Setelah tenang dan mulai terbiasa, penderita disarankan menempuh jalan yang berbeda dengan sang terapis dan bertemu di suatu tempat yang sudah direncanakan. Demikian selanjutnya, sampai ia berani sendiri. Perlahan, jalur yang ditempuh diperluas. Latihan bisa dilakukan beberapa kali dalam sehari.

Sementara anak korban gempa sebaiknya dikembalikan ke tempat asal. Mereka mesti diajak ke lingkungan terdahulu dan familiar. Jika lingkungan dan orang di sekitarnya sudah tidak ada, anak bisa diajak ke tempat baru dan mulai hidup baru.

Jika gangguan psikis ini memparah kondisi korban gempa hingga tidak bisa tidur  misalnya, maka terapi farmakologis (terapi obat) diperlukan. Penderita bisa diberi anxiolitika seperti diazepam. Kalau gangguan ini sudah mencapai depresi, penderita akan diberi obat depresi.

dr Intan Airlina Febiliawanti

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com