Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menopause, Siapa Takut?

Kompas.com - 26/10/2009, 11:25 WIB

KOMPAS.com - Begitu seorang wanita sudah tidak haid lagi, masalah kesehatan yang muncul ternyata luar biasa. Selain perubahan fisik dan psikis, seorang wanita menopause juga berisiko terkena penyakit jantung, osteoporosis, demensia, dan kanker usus.

Sejumlah gejala mengganggu juga kerap dikeluhkan wanita yang memasuki masa menopause, antara lain semburan panas di wajah (hot flushes), sulit tidur, jantung berdebar, pusing, libido menurun, hingga rasa nyeri saat bersenggama.

"Perempuan menopause juga mengalami gejala psikis seperti merasa tidak dicintai, ingin mengakhiri hidup, gampang marah, serta sering lupa," kata Prof.Dr. Med. Ali Baziad, SpOG, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dalam seminar Penanganan Terkini Keluhan Klimakterik pada Wanita yang diadakan oleh Perkumpulan Menopause Indonesia di Jakarta beberapa waktu lalu.

Masalah-masalah tersebut umumnya dialami ketika perempuan memasuki usia 48 sampai 52 tahun. Menopause adalah masa ketika fungsi indung telur perempuan menurun karena bosit dan folikel primordial telah habis sehingga akhirnya berhenti memproduksi sel telur.

Menurut dokter Ali, gangguan yang menyertai datangnya masa menopause merupakan dampak tak langsung atau langsung dari berkurangnya hormon estrogen yang sangat penting dalam tubuh perempuan.

Jika hormon estrogen tak lagi dihasilkan, akan muncul berbagai persoalan kesehatan mengingat hormon estrogen sangat menunjang seluruh sistem selular tubuh perempuan, mulai dari rambut, mata, kulit, sampai ke organ-organ fisik lainnya.

Oleh karena itu, Prof Ali menegaskan pengobatan masalah menopause adalah dengan menambahkan hormon pengganti lewat terapi sulih hormon.

"Bayangkan berapa banyak obat yang harus diminum bila masing-masing keluhan diberi obat. Padahal obat dari semua keluhan tadi adalah pemberian hormon untuk mengganti hormon yang hilang," paparnya.

Selama ini muncul kekhawatiran akan terapi sulih hormon yang dianggap bisa menyebabkan kanker payudara, penyakit kardiovaskular (jantung), serta penyakit liver.

Padahal, menurut Prof Ali penelitian terkini telah menemukan jenis hormon estrogen yang lebih aman untuk tubuh.

"Ada 10 jenis estrogen, yang disarankan untuk terapi sulih hormon adalah yang alami sama seperti ada dalam ovarium, yakni estrogen jenis drospirenone," ujarnya.

Ali menambahkan bahwa terapi hormon ini seharusnya dimulai sejak awal masa menopause. Selain itu, perempuan di usia senja disarankan menjaga gaya hidupnya.

Kemunduran seperti osteoporosis dapat diatasi dengan terus berolahraga, berkegiatan dan berjemur di bawah matahari karena vitamin D dibentuk di kulit dari cahaya sinar matahari. Vitamin D diperlukan supaya kalsium yang dikonsumsi bisa masuk ke dalam tulang dan agar tubuh tetap sehat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com