Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengidap di Kalangan Homoseksual Dikhawatirkan Naik

Kompas.com - 13/11/2009, 07:59 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Kasus HIV/AIDS dikhawatirkan meningkat di kalangan kelompok lelaki yang berhubungan seksual dengan lelaki. Populasi kunci tersebut cenderung tertutup. Cakupan program penanggulangan paling kecil dibandingkan dengan kelompok berisiko lainnya, seperti pengguna narkoba jarum suntik dan perempuan pekerja seksual beserta pelanggannya.

Hal tersebut dikemukakan Deputi Sekretaris Bidang Pengembangan Program Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) Kemal Siregar dalam jumpa pers sosialisasi Peringatan Hari AIDS Sedunia yang diselenggarakan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), Kamis (12/11).

Prevalensi HIV sebesar 0,22 persen dari populasi pada tahun 2008, tetapi epidemi HIV yang bersifat multidimensi sudah meningkat sampai pada tingkat ”terkonsentrasi”, yakni prevalensi HIV sudah melebihi 5 persen pada populasi kunci yang rawan tertular HIV/AIDS, yakni perempuan pekerja seks, pengguna narkoba suntik, warga binaan lembaga pemasyarakatan, dan kelompok lelaki yang berhubungan seksual dengan lelaki (LSL).

Sekretaris Jenderal IAKMI Syahrul Aminullah mengatakan, peningkatan epidemi demikian akan menyebabkan beban sosial dan ekonomi. Oleh karena itu, dibutuhkan komitmen politik yang kuat untuk menahan kasus laju HIV/AIDS, termasuk kegiatan promotif dan preventif. ”Ini untuk menyelamatkan generasi penerus,” ujarnya.

Kecenderungan

Dia mengatakan, salah satu kecenderungan epidemi HIV/AIDS ke depan ialah peningkatan jumlah infeksi baru pada seluruh kelompok LSL. Prevalensi HIV di kalangan LSL mencapai 5,2 persen berdasarkan Hasil Surveilans Terpadu HIV dan Perilaku tahun 2007 serta diproyeksikan terus meningkat. Diperkirakan jumlah gay, waria, dan LSL sekitar 700.000 orang.

Kemal mengatakan, dibandingkan dengan prevalansi di kalangan perempuan pekerja seksual secara langsung (10,4 %), waria (24,4 %), dan pengguna narkoba suntik (52,4%) memang lebih kecil. Namun, kelompok tersebut bersifat tertutup sehingga cakupan program kurang maksimal, yakni hanya 9 persen dan rawan meningkat.

Adapun di populasi kunci lain, seperti pengguna narkoba suntik sudah mencapai 30 persen dan pekerja seksual sekitar 50 persen. Padahal idealnya cakupan program mencapai 80 persen sehingga masih terdapat kesenjangan besar. Terlebih lagi, cara berhubungan seksual lelaki dengan lelaki berisiko besar terhadap infeksi HIV/AIDS karena peluang terjadinya perlukaan juga lebih besar.

”Untuk mengantisipasi peningkatan kasus di kalangan kunci LSL tidak mudah karena mereka cenderung tertutup sehingga intervensinya melalui aktivis dari kalangan mereka sendiri,” ujar Kemal.

Untuk meningkatkan cakupan LSL yang masih rendah itu, ke depan direncanakan program komprehensif. Program tersebut dirumuskan dan diselenggarakan secara aktif melibatkan populasi itu. (INE)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com