Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO Investigasi Mutasi Virus A-H1N1

Kompas.com - 30/11/2009, 07:09 WIB

GENEVA, KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia tengah meneliti dan menginvestigasi kasus-kasus mutasi virus influenza A-H1N1. Sejauh ini enam negara, yakni China, Jepang, Norwegia, Ukraina, Inggris, dan Amerika Serikat, melaporkan terjadi kasus transformasi virus tersebut.

Penasihat khusus Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk Pandemi Influenza, Keiji Fukuda, mengatakan, yang ingin diketahui adalah sejauh mana mutasi-mutasi tersebut menunjukkan adanya perubahan fundamental sedang terjadi pada virus sehingga penyakit menjadi lebih berbahaya dan lebih mudah menginfeksi.

”Kami belum dapat memastikan sejauh mana mutasi-mutasi virus itu terjadi,” kata Keiji Fukuda.

Namun, dia mengatakan, mutasi virus influenza merupakan hal yang umum. WHO berusaha mengidentifikasi, apakah mutasi-mutasi yang dilaporkan itu mengalami jenis perubahan yang mengarah kepada perubahan klinis dan menyebabkan penyakit bertambah parah atau sebaliknya, menjadi semakin ringan.

WHO juga berusaha mencari tahu sejauh mana virus berkembang sehingga mengubah peta epidemologi. Saat ini virus H1N1 yang bermutasi ditemukan pada pasien dengan kondisi berat dan ringan. Masih diselidiki seberapa banyak mutasi ditemukan pada pasien dengan kondisi berat.

Delapan kasus

Di China ditemukan delapan kasus mutasi virus. Direktur Pusat Influenza Nasional China Shu Yuelong menyatakan, sejauh ini virus yang bermutasi tersebut tidak resisten terhadap obat dan masih dapat dicegah dengan vaksin.

Di Amerika Serikat, para dokter melihat pola yang mengkhawatirkan terjadinya infeksi bakteri serius pada pasien influenza A-H1N1, yang kebanyakan terjadi pada para pemuda. Anne Schuchat dari Pusat Pengawasan dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, mengatakan, pola tersebut biasa terjadi pada pandemi seperti A-H1N1, tetapi kali ini cukup berat sehingga membutuhkan perhatian besar dokter dan harus segera ditangani.

Di Norwegia, terdapat dua kematian dan satu kasus berat akibat varian virus H1N1. Mutasi tersebut dikhawatirkan menyebabkan penyakit menjadi lebih berat karena menginfeksi jaringan lebih dalam dari biasanya.

Selain itu, WHO juga tengah memetakan kasus resistensi tamiflu yang terjadi di Inggris dan Amerika Serikat. (AFP/Reuters/MSNBC.COM/INE)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com