Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Jenis Dermatitis dan Pengobatannya

Kompas.com - 01/12/2009, 10:52 WIB

KOMPAS.com — Dalam ilmu kedokteran, dermatitis atopik biasa juga dikenal dengan eksim susu. Ini adalah peradangan kronis kulit yang kering dan gatal. Penyakit ini umumnya menyerang anak-anak, terutama saat masih balita.

Penyakit ini bisa saja hilang saat anak-anak beranjak remaja, tetapi terkadang akan terus bertahan hingga dewasa. Eksim susu merupakan penyakit episodik. Artinya, pada saat tertentu, kulit anak akan membaik, tetapi kemudian memburuk lagi.

"Ini bukan karena kesalahan dalam penanganan, tapi memang penyakit ini memang mudah datang dan pergi," ungkap Eddy Karta, spesial kulit dan penyakit kelamin dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta.

Selain eksim susu, penyakit kulit yang juga menyerang balita adalah eksim popok atau biasa disebut dermatitis popok. Ini adalah iritasi kulit karena penggunaan popok yang tidak terkontrol. Kemudian, ada biang keringat (miliaria) serta kerak kulit kepala atau dermatitis seboroik.

Dari berbagai penyakit kulit tersebut, eksim susu memiliki karakter khusus yang bisa dideteksi secara manual. Antara lain, kulit menjadi gatal dan terlihat adanya lipatan kulit.  Penyakit Ini biasanya muncul sebelum usia dua tahun. "Kulit akan tampak lebih kering dari sebelumnya," tandas Eddy.

Ada tiga jenis dermatitis atopik yang digolongkan berdasarkan tingkat keparahan serta ada tidaknya infeksi yang menyertainya, yaitu:

Pertama, eksim infantil atau eksim yang menyerang balita di bawah dua tahun. Tanda-tandanya, warna kulit menjadi kemerahan, kulit kering, gatal ringan, dan tak ada infeksi sekunder.

Kedua, bila tak diobati, eksim ini akan berubah jadi eksim anak. Ini terjadi pada anak usia 2-5 tahun. Pada tahap itu, radang menyerang kaki dan tangan. "Kulit yang teriritasi semakin luas," imbuh Mulyadi Tedjapranata, Direktur Medizone Clinic, Jakarta Pusat.

Ketiga, eksim dewasa yang bisa menyerang anak-anak hingga remaja usia 20 tahun. Pada tahap ini lapisan kulit mengeras. Di leher akan terlihat lipatan kulit dan sudut-sudut kulit akan terasa kaku. "Kulit juga sudah terinfeksi sekunder," tandas Mulyadi.

Penyembuhan penyakit ini bisa dilakukan dengan dua cara. Pertama, penanganan sehari-hari dengan menjaga kebersihan lingkungan, menghindarkan penderita dari kontak bulu hewan, selalu memotong pendek kuku anak, dan penggunaan krim pelembap kulit.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com