Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memotivasi Pasien Thalasemia

Kompas.com - 29/12/2009, 17:12 WIB

KOMPAS.com - Guna meningkatkan kepatuhan pasien thalasemia, terutama pasien anak dalam menjalani transfusi darah dan menggunakan obat pengikat zat besi dalam tubuh, PT Novartis Indonesia bersama dengan Orange for Kids menyelenggarakan program Duta Thalasemia.

Program Duta Thalasemia ini melibatkan para penderita thalasemia yang berasal dari RS Cipto Mangunkusumo (5 orang), RS Hasan Sadikin Bandung (3 orang), dan RSU Tangerang (2 orang) sebagai duta. Para duta ini dipilih berdasarkan motivasi hidup mereka yang tinggi, kemauan kuat untuk berbagi dengan pasien, kemampuan komunikasi yang baik, serta komitmen untuk menjalankan program ini.

Menurut Joko Murdianto, Head of Oncology PT Novartis Indonesia, tugas para duta ini nantinya adalah menyemangati para pasien thalasemia untuk menjalani transfusi darah dan rutin mengonsumsi obat. "Dengan demikian, angka harapan hidup pasien dapat ditingkatkan," katanya dalam peluncuran program ini di Jakarta (29/12/2009).

Sampai saat ini, penyakit thalasemia memang belum dapat disembuhkan. Agar tetap bertahan hidup, penderita thalasemia harus menjalani darah setiap bulan. Akibat transfusi berulang, zat-zat besi pun menumpuk di tubuh dan berisiko merusak organ-organ vital. Karena itu zat besi ini harus dibersihkan melalui obat pengikat zat besi atau kelasi besi (chelator).

Bisa dibayangkan betapa lelah dan menderitanya mereka, terutama anak-anak yang bahkan harus sudah ditransfusi darah saat usianya kurang dari setahun. Selain sakit karena tubuh harus disuntik, anak-anak juga harus menelan obat yang pahit. Wajar saja jika kepatuhan mereka rendah. Padahal hal ini bisa membahayakan nyawa mereka.

Selain anak menderita fisik, secara psikologis pun seringkali anak menderita. Menurut Prof.Dr. Iskandar Wahidiyat, Sp.A (K), pakar thalasemia dari RSCM Jakarta, dalam perjalanannya anak thalasemia sering mengalami perubahan fisik, seperti gigi menjadi tonggos serta kulit menjadi hitam.

"Ini akibat menumpuknya zat besi dalam tubuh karena terlalu sering transfusi darah. Akibatnya banyak anak thalasemia yang malu ke sekolah karena sering diejek," katanya.

Kehadiran Duta Thalasemia ini diharapkan mampu memotivasi pasien untuk tetap bersemangat dan berprestasi. Dengan patuh mengikuti terapi pengobatan, bukan halangan bagi anak thalasemia untuk beraktivitas layaknya anak normal lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com