Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti Vaksin-Autisme Dinilai Melanggar

Kompas.com - 02/02/2010, 03:33 WIB

LONDON, MINGGU - Andrew Wakefield, dokter yang mengaitkan vaksin dengan autisme dan kelainan perut pada anak, belakangan ini menuai kontroversi. Kali ini kritik terkait dengan pelanggaran etika yang dilakukan Andrew tentang proses penelitiannya tersebut.

The General Medical Council menyatakan, dokter tersebut tidak jujur dan tidak bertanggung jawab selama penelitian. Dia dicap tak berperasaan terhadap anak-anak yang terlibat dalam studi tersebut.

Pada 1998, Wakefield (ahli sistem pencernaan) di London’s Royal Free Hospital memublikasikan sebuah studi menggemparkan di jurnal Lancet. Studi itu mengaitkan vaksin Measles, Mumps and Rubella (MMR) dengan autisme dan gangguan pencernaan pada anak. Vaksin itu untuk mencegah penyakit demam campak, beguk, dan rubela. Andrew juga membuat sejumlah pernyataan agar orangtua menolak vaksin MMR. Akibatnya, cakupan vaksinasi menurun, dari sekitar 90 persen pada pertengahan 1990-an menjadi di bawah 70 persen.

The General Medical Council, lembaga yang mengurusi registrasi dan regulasi dokter di Inggris, tengah mempertimbangkan mencabut izin praktik Wakefield. Lembaga itu menggarisbawahi beberapa tindakan Wakefield yang merugikan hak anak yang terlibat dalam studi tahun 1998. Wakefield dianggap melakukan tes invansif terhadap anak seperti kolonoskopi dan pengumpulan cairan otak dan sumsum belakang tanpa mempertimbangkan efeknya terhadap anak. Metode Wakefield mengambil sampel darah juga menuai kritik. Wakefield dianggap membayar 8 dollar AS kepada anak-anak yang hadir dalam pesta ulang tahun putranya untuk menyumbangkan darah mereka.

 

Wakefield yang kini Executive Director Thoughtful House, sebuah pusat riset autisme di Austin, Texas, menganggap keputusan itu tidak berdasar dan tidak adil. Dia menyatakan tidak menyesal terhadap penelitian yang dilakukannya itu. Dia masih mendapat dukungan dari sejumlah orangtua. (TIME/INE)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com