Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepala Terus Membesar, Bayi Ini Dirawat Seadanya

Kompas.com - 12/03/2010, 16:07 WIB

ENDE, KOMPAS.com - Seorang bayi perempuan di Kelurahan Lokoboko, Kecamatan Ndona, Kabupaten Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur kepalanya terus membesar sampai saat ini. Namun bayi itu hanya dirawat seadanya di rumah, lantaran orang tua tak ada biaya untuk pengobatan di rumah sakit.

Bayi yang belum diberi nama itu anak dari pasangan Stanis Penu dan Yulita Turuteo, warga Desa Roga, Ende. Bayi tersebut lahir tanggal 29 Januari lalu. Dokter rumah sakit sudah menganjurkan supaya bayi ini dioperasi di Surabaya atau Denpasar. "Tapi saya kan petani kecil, tanah saja tak punya, lalu uang dari mana untuk membayar biaya operasi nanti," kata Stanis Penu, Jumat (12/3/2010), di Ende.

Stanis sehari-hari bekerja sebagai buruh tani dengan menggarap lahan milik tuan tanah, di Lokoboko. Dia menanam ubi kayu atau jagung, sehingga untuk kebutuhan makan sehari-hari dia juga mendapat bagian dari hasil ubi kayu itu. Jadi penghasilannya per hari tak tentu. Bahkan kalau masih kurang, Stanis juga terpaksa bekerja serabutan apakah itu menjadi kuli atau tukang bangunan.

Jika Stanis hendak membawa bayinya untuk dioperasi di Jawa atau Bali, sedikitnya diperlukan dana Rp 10 juta, antara lain biaya untuk operasi, perawatan dan pengobatan selama di rumah sakit, akomodasi, maupun transportasi pulang pergi.

Dokter spesialis anak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ende, Agustini Utari menganjurkan, sebaiknya bayi Yulita secepatnya dioperasi, terutama untuk mengurangi tekanan atau penimbunan cairan di kepala.

Yang dikhawatirkan apabila penanganan terlambat, penimbunan cairan di kepala dapat menghambat pertumbuhan otak. Bahkan jika sampai menimbulkan kerusakan otak dapat menggangg u fungsi tubuh yang lain. Apabila hal itu terjadi upaya perbaikan menjadi lebih sulit, bahkan biaya juga bertambah besar.

Sejauh ini Stanis dan Yulita tak dapat berbuat banyak untuk mengobati bayinya. Yulita hanya mampu memberinya ASI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com