Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suka Makan Enak, Awas Kanker Usus Besar!

Kompas.com - 17/03/2010, 14:49 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Hobi menyantap gule kambing, soto babat, daging empal, atau steak, bukan cuma membuat tubuh makin melar, tapi juga mengundang risiko mengidap kanker saluran cerna (kolorektal). Ayo, perbanyaklah makan makanan berserat dalam menu sehari-hari.

Kanker kolorektal adalah kanker yang tumbuh di daerah usus besar (kolon) dan anus (rektum). Kanker ini merupakan jenis kanker yang paling dipengaruhi oleh gaya hidup, yakni asupan makanan yang tinggi lemak dan protein serta rendah serat.

"Berdasarkan penelitian, ternyata di Indonesia, faktor makanan (tinggi lemak, zat pengawet, dan infeksi) menjadi penyebab utama kanker di banding rokok," papar Dr.dr.Aru W.Sudono, Sp.PD, KHOM, pakar kanker dari FKUI/RSCM dalam acara media edukasi memperingati Bulan Kanker Kolorektal yang diadakan oleh Yayasan Kanker Indonesia, di Jakarta (17/3).

Paparan zat karsinogenik yang masuk lewat makanan, menjadi salah satu penyebab utama kanker kolorektal. "Asam lemak dari makanan tinggi lemak jenuh, cairan empedu, zat pengawet makanan, serta zat karsinogenik yang terkandung dalam daging yang dimasak dengan suhu tinggi harus diwaspadai," kata dr.Aru.

Melalui berbagai penelitian epidemiologis, telah dibuktikan peran serat yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan, pencegahan penyakit, dan komponen penting dalam terapi gizi. Kecukupan konsumsi serat pangan dari sayur dan buah pada pola makan sehari-hari dapat mengurangi risiko kanker usus hingga 40 persen.

Adanya serat pangan yang mampu mengikat air akan menyebabkan konsistensi feses menjadi lebih lunak dan lembut, sehingga memudahkan otot usus besar memompa kotoran (feses) keluar. Kondisi ini akan mengurangi kontak dinding usus dengan zat karsinogenik makin singkat sehingga tidak sempat mengubah sel menjadi ganas.

Faktor risiko lain yang meningkatkan risiko kanker kolorektal adalah usia lanjut (di atas 50 tahun), polip di usus, faktor genetik, obesitas, serta jarang melakukan aktifitas fisik.

Menurut data WHO, diperkirakan 700.00 ribu orang meninggal karena kanker kolorektal setiap tahunnya. Ini berarti 2.000 orang meninggal setiap harinya. Di Amerika dan Eropa, kanker kolorektal lebih banyak diderita orang lanjut usia. Namun di Indonesia, prevelansi orang muda yang terkena kanker ini lebih besar (lebih dari 30 persen).

"Makin membaiknya ekonomi membuat kita lebih sering makan enak yang tinggi lemak, sementara itu aktivitas fisik kita berkurang," jelas dokter yang menjabat sebagai Ketua Umum Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia ini.

Untuk menghambat pertumbuhan kanker, ada beberapa makanan yang memiliki zat anti kanker, misalnya saja diet tinggi serat, teh hijau, serat, asam folat, vitamin D dan kalsium, vitamin C dari makanan, serta aspirin.

"Kanker kolorektal adalah kanker yang perjalanannya lambat. Karena itu kanker ini masih bisa dicegah dengan memperbaiki pola makan. Dengan begitu kita akan terhindar dari biaya kemoterapi yang mahal itu," tegas dr.Aru.

Kebutuhan tubuh akan serat pangan bisa didapat dari beragam sumber, seperti padi-padian, kacang-kacangan, sayuran, dan buah-buahan. Konsumsi daging merah dapat diganti dengan daging putih seperti ikan atau daging ayam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com