Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kejang Demam Bisa Ganggu Kecerdasan

Kompas.com - 23/03/2010, 13:36 WIB

KOMPAS.com Stuip (dibaca: step) atau lebih dikenal dengan istilah kejang demam sering kali timbul bila suhu tubuh anak meninggi (demam). Kondisi ini sering dialami anak-anak berusia kurang dari lima tahun dan akan hilang dengan sendirinya begitu anak berusia lima tahun.

Kejang demam ini dibedakan menjadi dua macam. Pertama adalah yang berlangsung singkat namun diawali demam. Sementara itu, yang berlangsung lebih dari 15 menit, fokal (hanya sebagian tubuh yang kejang) dan multiple (lebih dari satu kali kejang per episode), disebut sebagai kejang demam kompleks. Kejang demam kompleks lebih berisiko menjadi epilepsi.

Kejang demam, menurut dr Hanif Tobing, ahli bedah saraf dari Departemen Bedah Saraf FKUI/RSCM Jakarta, terjadi karena lompatan listrik yang berlebihan pada sel otak. "Lompatan listrik yang berlebihan ini bisa disebabkan karena demam tinggi, adanya tumor di otak, atau karena ada kelainan metabolik," paparnya.

Sebagian besar stuip pada anak tidak berbahaya. Namun, yang harus diwaspadai orangtua adalah bila kejang sampai berulang dan terjadinya epilepsi. Ciri-ciri munculnya epilepsi adalah bila anak mengalami kejang tanpa disertai demam.

Selain itu, menurut dr Hanif, stuip yang lama dan berulang bisa merusak otak anak. "Kejang yang lama bisa menyebabkan hipoksia (kekurangan oksigen). Bila terjadi terlalu lama, jaringan otak yang rusak bisa ribuan. Akibatnya, anak bisa menjadi bodoh atau epilepsi," tuturnya.

Penelitian menunjukkan, stuip lebih banyak terjadi pada anak yang memiliki riwayat keluarga dengan kejang demam atau anak yang perkembangannya terlambat. Jika ada riwayat kesehatan keluarga, maka orangtua bisa melakukan tindakan pencegahan. "Usahakan agar suhu tubuh anak tidak terlalu tinggi. Langsung berikan obat penurun panas atau obat antikejang," saran dr Hanif.

Yang penting orangtua tidak perlu panik saat anak mengalami kejang. Bila anak mengalami kejang, langkah berikut bisa menolongnya terhindar dari cedera:

- Baringkan anak pada posisi tengkurap atau miring, bukan telentang.
- Singkirkan semua benda tajam atau keras yang ada di dekatnya.
- Longgarkan pakaian yang ketat atau menghalangi gerakannya.
- Jangan menahan atau ikut campur dengan gerakan anak.
- Tidak boleh menaruh benda, seperti sendok atau tangan, di antara rahang anak.
- Segera berikan obat untuk menghentikan kejang yang diberikan melalui dubur.
- Setelah kejang berlalu dan anak terbangun, berilah obat penurun panas atau bawalah ke dokter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com