Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rasa Cemas Mampu Mengurangi Depresi

Kompas.com - 05/04/2010, 04:21 WIB

Illinois, Sabtu - Di kalangan orang-orang yang mengalami depresi, kegelisahan atau anxiety yang sering dikaitkan dengan rasa cemas ternyata dapat mengurangi depresi.

Sejumlah peneliti menggunakan functional Magnetic Resonance Imaging (fMRI) untuk meneliti aktivitas otak mereka yang mengalami depresi, tetapi tidak gelisah, atau mereka yang menunjukkan berbagai tingkat depresi dan satu atau dua tipe kecemasan. Hasil studi ini dimuat dalam jurnal Cognitive, Affective & Behavioral Neuroscience.

Penelitian tersebut ditujukan pada depresi dan dua jenis kecemasan: anxious arousal—ketakutan yang kadang meningkat menjadi rasa panik dan anxious apprehension yang sering disebut sebagai rasa cemas.

”Meskipun kami berpikir bahwa depresi dan rasa cemas adalah hal yang terpisah, keduanya sering kali terjadi secara bersamaan,” ujar Profesor Gregory A Miller, psikolog dari University of Illinois, yang memimpin riset tersebut bersama psikolog proPesor Wendy Heller.

”Dalam studi secara nasional dari prevalensi perilaku gangguan psikiatrik, tiga perempat dari mereka yang didiagnosis mengalami depresi berat sedikitnya juga didiagnosis dengan satu gangguan lain. Pada banyak kasus mereka yang didiagnosis mengalami depresi biasanya juga mengalami anxiety dan sebaliknya,” ujar Miller.

Miller dan Heller lama berdebat bahwa kegelisahan pada mereka yang memiliki rasa cemas kronis adalah berbeda dengan kepanikan atau kewaspadaan berlebihan yang merupakan karakteristik dari anxious arousal.

Dari penelitian terhadap aktivitas otak dikaitkan dengan aktivitas ini dihasilkan bahwa kewaspadaan berlebihan telah meningkatkan aktivitas otak yang terkait depresi, sementara kecemasan menguranginya. Hal ini menyebabkan pengurangan pada efek negatif depresi dan rasa ketakutan. ”Kadang-kadang rasa cemas penting karena dia membantu Anda merencanakan dengan lebih baik dan jauh lebih fokus,” ujar Heller. Mereka yang dihinggapi rasa cemas akan lebih mengabaikan kata-kata negatif dan lebih fokus pada tugasnya.(livescience.com/ISW)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com