Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vasektomi Bikin Mr P Loyo? Ah Masa Iya!

Kompas.com - 06/04/2010, 11:20 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Tak melulu harus perempuan, KB sejatinya bisa dilakukan oleh pria. Dalam bahasa kedokteran, KB yang dilakukan pria jamak disebut vasektomi. Ini adalah tindakan memotong saluran sperma yang menghubungkan buah zakar dengan kantong sperma. Hasilnya, sperma tidak bisa keluar ketika pria mengalami ejakulasi. Efek lanjutan tentu tidak bisa menyebabkan kehamilan.

KB dengan cara vasektomi bersifat permanen. Karenanya, pria yang akan melakukan vasektomi harus sepakat dengan istrinya dahulu.

Umumnya, vasektomi menjadi pelengkap kekurangan obat atau alat KB yang selama ini digunakan perempuan secara temporer. Maklum, perempuan biasanya kena "penyakit lupa" meminum pil KB sebelum melakukan hubungan suami istri.

Sistem pemotongan saluran sperma ini sejatinya sudah dikenal sejak zaman kerajaan China dulu. Namanya kebiri. Kebiri dilakukan untuk para pengawal atau kasim supaya tidak terjadi penyelewengan dengan permaisuri atau putri raja. Kebiri ini juga dilakukan agar para pengawal tidak memikirkan urusan duniawi dan berbakti pada kaisar semata.

Teknik konvensional vasektomi dilakukan dengan cara memotong pipa saluran sel benih dan kemudian mengikat kedua ujung potongannya. Cara terbaru adalah dengan melakukan katerisasi saluran pipa sel benih sehingga tidak perlu melakukan pembedahan.

Kepala Bagian Andrologi dan Seksologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Wimpie Pangkahila bilang, vasektomi bisa dilakukan untuk keluarga yang sudah berniat tidak menambah anak lagi. "Pasangan yang sudah berumur sebaiknya menggunakan cara ini," ujar dia.

Seksolog Boyke Dian Nugraha menambahkan, vasektomi bisa dilakukan bila perempuan sudah melahirkan beberapa kali, sudah lama mengonsumsi pil KB, bahkan sudah pernah juga menggunakan spiral. "Kalau sudah dicoba semua ternyata masih hamil, sebaiknya suami yang mau vasektomi," imbuhnya.

Tetap keluar
Seperti halnya pengobatan lainnya, mitos-mitos sekitar vasektomi juga bisa bikin para pria mundur. Misalnya, sebuah mitos mengatakan, pria yang menjalani vasektomi akan mengalami gangguan seksual. Alat tempur pria bisa loyo sehingga mengganggu aktivitas seksual suami istri.

Mitos lainnya, pria yang divasektomi akan mengalami pembengkakan kantong buah zakar karena saluran spermanya tersumbat. Lebih parah lagi, si pria juga akan mengalami kanker prostat dalam jangka panjang. "Itu mitos, tak benar," ujar Boyke yang juga pemilik Klinik Pasutri di Tebet, Jakarta Selatan.

Vasektomi hanyalah memotong pipa saluran benih pria. Sementara sel benih atau spermatozoa hanya sebagian kecil komponen sperma yang dikeluarkan pria ketika ejakulasi. Meskipun perannya paling besar, spermatozoa ini hanya berjumlah sekitar 1 persen dari sperma yang dikeluarkan pria. Sisanya adalah getah komponen sperma.

Ketika ejakulasi, pria masih mengeluarkan sperma. Hanya volumenya berkurang karena sel benih tidak ikut serta. Karena itu, pria tak akan mengalami pembengkakan buah zakar dan kanker prostat karena sperma terperangkap dalam tubuh. Lalu, ke mana perginya sel benih ini?

Wimpie bilang, sel benih diserap kembali oleh tubuh. "Ini seperti pria yang tak melakukan seks. Sel benih akan diserap oleh tubuh," ujar dia. Jadi, vasektomi tidak akan berpengaruh pada kesehatan pria karena ada proses alami tubuh.

Tapi, bukan berarti orang yang telah divasektomi langsung steril. Biasanya, masih ada sisa sel benih yang tersisa dalam pipa yang bisa ikut terpompa keluar. Biasanya dibutuhkan waktu sampai delapan minggu sampai pria benar-benar bersih alias sperma tidak mengandung sel benih sama sekali. Atau, diperlukan ejakulasi antara 20-30 kali untuk membersihkan sel benih yang tersisa. (Sanny Cicila Simbolon)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com