Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Junk Food", Isinya Cuma Jeroan?

Kompas.com - 23/04/2010, 14:57 WIB

KOMPAS.com — Dalam artikel mengenai junk food sebelumnya dikatakan bahwa makanan ini bisa menyebabkan penumpukan lemak dan kalori yang memicu problem obesitas bila menjadi bagian dari konsumsi sehari-hari. Menyantap junk food bisa menyebabkan orang ketagihan, bahkan para ahli di Inggris berhasil membuktikan bahwa sifat adiktif junk food dapat menyerupai obat.

Namun, banyak orang yang sebenarnya tidak mengetahui mengapa junk food tidak baik untuk kesehatan. Bahkan, sebagian orang menyamakan junk food dengan fast food.

"Maknanya jelas berbeda. Fast food, atau makanan cepat saji, artinya ya makanan yang disajikan dengan cepat. Sedangkan junk food, itu makanan sampah," tukas Edwin Lau, konsultan nutrisi yang juga healthy chef, kepada Kompas Female.

Mengapa dibilang sampah, tak lain karena daging yang menjadi bahan baku junk food tersebut bukanlah dari kualitas yang baik. Daging isian pada burger, misalnya, pada umumnya 50 persen terdiri atas lemak. Sosis, yang bisa bikin Anda merem-melek saat digoreng garing menjadi isi hotdog, juga bukan pilihan yang baik.

"Tahu enggak, sosis itu bikinnya gimana? Ketika sapi dipotong, bagian tengahnya (isi perut sapi) dipisahkan. Semua isi perut itu lalu digiling, diolah menjadi sosis. Jadi, sosis itu sebenarnya jeroan," kata pria yang juga menulis buku Healthy Express: Supersehat dalam 2 Minggu ini.

Maka, menurutnya, iklan produk yang mengatakan bahwa sosis adalah makanan sehat sebenarnya tidak dapat dibenarkan. Sebab, sosis tak lain adalah olahan dari bagian tubuh hewan yang paling tidak sehat!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com