Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Bayi Tewas Saat Tidur

Kompas.com - 30/04/2010, 16:23 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Selain penyakit, salah satu ancaman pada bayi yang baru lahir adalah sindrom kematian mendadak atau sudden infant death syndrome (SIDS). Sampai saat ini penyebabnya belum diketahui dengan pasti, tetapi angka kejadiannya lebih banyak pada bayi yang tidur tengkurap.

Berbagai penelitian menunjukkan, kejadian SIDS pada bayi yang tidur tengkurap lebih tinggi dibanding bayi yang tidur terlentang. Ini bisa dimengerti karena bayi baru lahir pergerakan kepalanya belum kuat.

"Bayi yang baru lahir hingga usia empat bulan masih tidak berdaya karena belum bisa mengangkat kepalanya. Karena itu, sumbatan sedikit saja sudah bisa membuatnya kekurangan oksigen," papar dr I Gusti Ayu Nyoman Partiwi, SpA dari RS Bunda Jakarta dalam acara bincang-bincang mengenai Sirkulasi Udara yang Baik untuk Cegah SIDS yang diadakan oleh Kidzania dan Cosmos, di Jakarta, Jumat (30/4/2010).

Saat tidur, bayi memerlukan sirkulasi udara yang baik dari hidungnya. Karena itu, perlu diawasi agar tidak ada selimut atau bantal yang menutupi hidung bayi. "Bila ada yang menghalangi jalan napasnya, bayi hanya menghirup karbondioksida saja, akibatnya bisa fatal," paparnya.

Di Amerika, angka SIDS memang cukup tinggi, tetapi tidak ada data yang pasti mengenai kasus ini di Indonesia. "Selama 10 tahun, saya baru menemui dua kasus SIDS di sini," kata dr Tiwi.

Kebiasaan orangtua di Indonesia yang suka tidur satu tempat tidur dengan bayi, menurut dr Tiwi, memiliki sisi positif untuk mencegah SIDS. "Dengan tidur bersama, selain ibu lebih mudah menyusui bayinya, ibu juga bisa mengawasi jika bayinya mengalami henti napas," paparnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com