Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setengah Abad Pil KB

Kompas.com - 10/05/2010, 10:49 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com - Pengenalan kaum perempuan pada kontrasepsi oral yang dianggap praktis dan relatif aman, yakni pil, telah memasuki usia 50 tahun sejak disetujui penggunaannya oleh badan obat dan makanan Amerika (FDA) pada 1960. Pada awalnya, pil kontrasepsi hanya diijinkan untuk perempuan yang sudah menikah. Baru di tahun 1972, hukum memperbolehkan perempuan lajang mengonsumsinya.

"Sejak pil disetujui oleh FDA, hal ini secara radikal telah mengubah akses perempuan pada pendidikan, karier, dan merencanakan jumlah anggota keluarga yang diinginkan. Dengan kata lain, pil telah mengubah kemampuan perempuan untuk mengontrol takdir mereka," kata Cecile Richard, presiden lembaga perencanaan keluarga Amerika.

Mungkin pil adalah satu-satunya obat yang memiliki dampak sangat besar dalam ranah sosial, politik, dan medis. Kontribusi pil sangat besar pada turunnya angka kelahiran, berakhirnya era baby boom,  banyaknya perempuan yang bekerja dan lebih banyak lagi yang mampu mengendalikan kesuburannya.

Meski populer, pil tetap ditentang oleh sebagian kalangan, termasuk kelompok religius konservatif yang memandang kontraspesi oral ini sebagai bentuk anti kehidupan. Pil generasi pertama juga memiliki banyak efek samping, seperti stroke, tekanan darah tinggi, berat badan naik, serta jerawat.

Di banding dua generasi sebelumnya, pil kontrasepsi masa kini memang tidak lagi banyak mengandung estrogen dan progestin sehingga lebih efektif dan tidak menimbulkan banyak keluhan.

Kendati demikian, berbagai laporan penelitian tidak merekomendasikan perempuan berusia di atas 35 tahun menggunakan pil karena meningkatkan risiko stroke, terutama pada kelompok wanita perokok, tekanan darah tinggi, serta mengidap diabetes.

Penggunaan kontrasepsi oral di tiap negara sangat bervariasi. Di China, metode yang paling populer adalah IUD (spiral). Di Singapura, survei menunjukkan, kondom merupakan kontrasepsi yang paling di sukai. Sedangkan di Indonesia, 44,3 persen perempuan dewasa memilih kontrasepsi suntik.  Sejauh ini, penggunaan metode KB tradisional dan temporer masih jadi pilihan banyak perempuan di Asia Pasifik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com