Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahaya Nyata dari Rokok

Kompas.com - 31/05/2010, 11:00 WIB

KOMPAS.com — Sepertinya peringatan dalam huruf berukuran kecil yang terdapat dalam kemasan rokok (bunyinya: Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, gangguan kehamilan dan janin) tidak cukup efektif membuat orang jera mengisap rokok.

Indonesia merupakan "juara" ketiga dalam hal perokok setelah China dan India. Saat ini jumlah perokok di Indonesia sekitar 60 juta orang. Menurut data Kementerian Kesehatan, hampir 2 juta anak Indonesia berusia 7-18 tahun merokok rata-rata dua batang setiap hari.

Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), 50 juta orang meninggal dunia akibat rokok pada tahun 2000. Sekitar 50 persennya terjadi di negara berkembang. Di antara mereka yang terenggut hidupnya oleh rokok antara lain penyanyi Chrisye dan Ucok Aka.

Sebenarnya dunia telah lama tahu dampak merokok bagi kesehatan. Berbagai bukti ilmiah telah menunjukkan, segala bentuk tembakau bisa memicu masalah kesehatan sepanjang hidup manusia.

Sekitar tahun 600, filsuf China bernama Fang Yizhi mulai menyebutkan kebiasaan merokok dapat merusak paru. Tahun 1950 diterbitkan dua publikasi utama tentang hasil penelitian dampak buruk merokok bagi kesehatan dan tahun 1981 ada penelitian besar tentang dampak merokok pasif di Jepang.

Rokok bukan hanya menyebabkan kanker paru atau penyakit jantung, sejumlah penyakit lain juga muncul akibat kebiasaan merokok. Penyakit tersebut bisa muncul mulai dari ujung kaki hingga ujung rambut. Sebut saja katarak, kulit keriput, penyakit jantung, kanker, keguguran, rusaknya bentuk sperma, hingga osteoporosis.

Penting pula untuk diingat bahwa rokok mengandung zat-zat berbahaya, seperti tar, nikotin, karbon monoksida, dan bahan kimia berbahaya lainnya. Asap rokok mengandung 4.000 partikel zat kimia, 200 di antaranya mengandung racun dan 43 jenis lainnya bersifat karsinogen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com