Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perokok Hanya Orang Egois

Kompas.com - 31/05/2010, 16:59 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Beberapa lelaki itu tampak asik mengisap sebatang rokok di depan ruang rehabilitasi jantung Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta, Senin (31/5/2010), meskipun di depan mata mereka terpampang papan besar bertuliskan kalimat "Kawasan Bebas Rokok". Mereka seolah tidak peduli bahaya asap rokok mereka bagi kesehatan diri sendiri, apalagi bagi orang lain.

"Perokok hanya orang egois, orang lemah yang enggak bisa mengendalikan dirinya sendiri," ujar seorang mantan perokok berat, Nurdin Sirait (60), yang ditemui seusai rehabilitasi jantung di RS Harapan Kita, Jakarta, Senin.

Nurdin yang dulunya perokok berat mulai berhenti merokok sejak tahun 2000. Kala itu, penyakit jantung yang dideritanya memaksa Nurdin membulatkan tekad untuk tidak merokok. "Kata dokter, 'kalau kamu masih mau ngelihat anak kamu wisuda, berhenti merokok!'" paparnya.

Berawal dari situ, Nurdin bertekad untuk tidak merokok. Menurutnya, yang terpenting adalah komitmen diri sendiri untuk berhenti. "Buktinya kalau kita ada kemauan keras, kita bisa mengendalikan diri. Totally commited. Orang bisa kalau ada kemauan. Harus berhenti. Saya mencoba mengurangi, tidak bisa, tapi harus berhenti," tutur Nurdin.

Memang, kata Nurdin, berhenti merokok itu sulit sekali dilakukan. Untung saja, lingkungan sekitar Nurdin turut membantunya berhenti merokok. "Tetap pribadi, yang utama, kedua lingkungan dan lingkungan keluarga. Karena kalau bapak berwibawa di rumah, tidak bisa diatur apa-apa, jadi susah. Tapi, kalau di kantor, bisa. Di luar, public opinion, orang tegur," katanya.

Sekarang Nurdin bebas dari merokok, dan dia tidak menyesali keputusannya untuk berhenti merokok. "Pasti jauh lebih sehatlah ya, jauh lebih sehat secara bernapas," katanya.

Sebelumnya, Nurdin mengaku dapat menghabiskan minimal 2,5 bungkus rokok per hari. Kebiasaan merokoknya itulah yang menjadi salah satu penyebab penyempitan pembuluh darah yang dideritanya hingga dia harus menjalani operasi pada 2006 dan mengikuti latihan rehabilitasi jantung setiap tiga hari seminggu. "Pesan saya, hentikan merokok, mulailah hidup sehat. Saya setuju rokok itu racun berbahaya," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com