Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bayi Tabung di Indonesia, Kini dan Nanti

Kompas.com - 05/06/2010, 15:34 WIB

Jakarta, Kompas.com - Program bayi tabung sebagai solusi terakhir dalam usaha memperoleh keturunan yang tidak bisa diatasi dengan cara biasa, kini mengalami kemajuan sangat pesat dengan angka keberhasilan yang tinggi.

Sayangnya biaya yang relatif mahal, sekitar 50 juta rupiah, membuat program bayi tabung di Indonesia kurang begitu populer. Oleh karena itu dicari teknik bayi tabung dengan biaya lebih murah.

Menurut Prof.Dr.dr. Soegiharto Seobijanto, Sp.OG (K), teknik bayi tabung berbiaya murah itu antara lain adalah siklus natural, stimulasi minimal dan pemanfaatan embrio beku. "Cara ini sederhana, aman, dan berbiaya murah," katanya saat dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap Obstetri dan Ginekologi FKUI Jakarta.

Dijelaskan, angka keberhasilan klinis program bayi tabung di Indonesia 35 persen. Namun dengan program berbiaya murah tersebut tingkat keberhasilannya lebih rendah lagi.

Infertilitas merupakan kebutuhan global. Survei kesehatan WHO memperkirakan pada tahun 2020, 167 juta pasangan di dunia dalam usia subur akan mengalami infertilitas. Di Indonesia, diperkirakan 15 persen pasangan usia subur sulit mengalami kehamilan.

Kemajuan lain dalam bidang program bayi tabung adalah keberhasilan memproduksi gamet tiruan, yaitu female sperm atau sel sperma dari tubuh wanita dan male egg atau sel telur dari tubuh laki-laki.

"Dengan teknik stem cell hal tersebut dimungkinkan," kata Soegiharto. Teknik ini diduga akan berkembang seiring permintan dari pasangan homoseksual yang ingin memiliki anak dari pasangannya sendiri dengan kehamilan pada ibu titipan.

Kendati demikian, Soegiharto menegaskan bahwa perkembangan atau kemajuan di bidang ilmu pengetahuan tetap harus disesuaikan dengan etik dan moral agama. "Rambu-rambu regulasi sudah harus disiapkan sebelum masalah timbul," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com