Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kotoran Telinga, Bisa Menumpuk dan Menyumbat

Kompas.com - 21/07/2010, 10:26 WIB

Kompas.com - Banyak hal yang bisa menyebabkan penurunan kualitas pendengaran. Mulai dari faktor infeksi hingga kebiasaan buruk seperti penumpukan kotoran telinga yang tidak dibersihkan sehingga mengeras dan menyumbat telinga.

Liang telinga luar dilapisi kulit yang mengandung folikel rambut dan kelenjar penghasil serumen. Rambut dan serumen menangkap debu dan pertilek lain agar tidak masuk ke dalam telinga. Dengan kata lain, ini melindungi sistem pendengaran. Dalam kondisi normal, sejumlah kecil kotoran telinga pada waktunya akan muncul dan terbuang dengan sendirinya di permukaan liang telinga.

Akan tetapi pada orang-orang tertentu, bisa saja terjadi penumpukan kotoran telinga yang berlebihan. Kotoran ini lalu mengeras dan menyebabkan penyumbatan telinga sehingga pendengaran akan berkurang. Karena itu jika Anda merasa telinga terasa penuh, rasa sakit dalam telinga, atau terkadang mendengar ada suara berdenging dalam telinga, konsultasikan ke dokter untuk mencari kemungkinan penyumbatan kotoran telinga.

Membersihkan kotoran telinga tidak boleh dilakukan sembarangan karena liang telinga dan gendang telinga termasuk organ yang sensitif. Hanya dengan mengorek-ngorek dengan cotton bud, peniti, atau benda lain bisa mendorong kotoran masuk ke dalam dan melukai gendang telinga. Bila tidak ada masalah penumpukan, biarkan kotoran keluar secara alami.

Saat ini sudah tersedia obat yang dijual bebas untuk mengeluarkan sumbatan kotoran telinga, namun harganya relatif mahal. Pada umumnya dokter akan memakai alat penyedot khusus atau mengeluarkan kotoran dengan alat yang disebut kuret. Bila ingin membersihkan kotoran telinga di rumah, teteskan baby oil atau minyak sayur ke dalam telinga dua kali sehari. Dalam beberapa hari, kotoran akan melunak dan mudah dikeluarkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com