Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penduduk Miskin di Indonesia 13,3 Persen

Kompas.com - 06/10/2010, 22:33 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Penduduk miskin di Indonesia, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010, tercatat 13,3 persen dari penduduk Indonesia. Jumlah ini sedikit menurun dibanding tahun 2009 yang angkanya mencapai 14,1 persen. Kemiskinan merupakan permasalahan multidisiplin, tidak hanya disebabkan faktor ekonomi, tetapi juga terkait masalah sosial, budaya, politik dan lain-lainnya.

Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan rakyat RI HR Agung Laksono mengungkapkan itu pada peluncuran buku Mereka yang Tak Terlihat; Kemiskinan dan Pemberdayaan di Indonesia, yang ditulis Irfan Kortschak, Rabu (6/10) di Jakarta. Target MDGs untuk Indonesia pada tahun 2015 adalah berkurangnya jumlah penduduk miskin hingga separuhnya dari angka kemiskinan tahun 1990, yaitu sekitar 7,5 persen dari total jumlah penduduk, katanya.

Agung menjelaskan, penanggulangan kemiskinan menjadi salah satu prioritas Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II dan ditargetkan pada akhir Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-2014 jumlah penduduk miskin turun menjadi 8-10 persen.

Banyak hal, lanjut Agung Laksono, yang mempengaruhi masyarakat menjadi miskin, misalnya belum terpenuhinya hak-hak dasar masyarakat miskin itu sendiri, seperti hak atas pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, tanah, sumberdaya alam, air bersih dan sanitasi, rasa aman, dan hak untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan kebijakan publik dan proses pembangunan.

Namun demikian, di luar itu semua ternyata di sekitar kita masih ada saudara-saudara kita yang belum seberutung kita di sini, seperti yang diceritakan dalam buku Mereka yang Tak Terlihat; Kemiskinan dan Pemberdayaan di Indonesia ini, tandasnya.

Menurut Agung Laksono, mereka yang belum tersentuh program pembangunan selama ini diberdayakan melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Peduli.

Ketua Kelompok Kerja PNPM, Suyana R mengatakan, buku Mereka yang Tak Terlihat; Kemiskinan dan Pemberdayaan di Indonesia merupakan potret suatu kalangan yang belum tersentuh, belum mendapatkan pelayanan sebagaimana harusnya.

Buku menceritakan mereka-mereka yang belum tersentuh pembangunan dan bagaimana keberanian mereka menghadapi hidup. Mereka tak mendapatkan pelayanan sedikit pun dalam program pembangunan nasional, katanya.

Menurut Suyana, PNPM yang tidak dianggarkan pemerintah ini, diminati masyarakat kecil karena pirnsipnya mereka bisa mewujudkan impiannya. Ada kekuatan motivasi dan gotong royong. PNPM telah mengembangkan inisiatif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memberi mereka kesempatan untuk secara aktif berpartisipasi dalam kehidupan sosial, politik, dan ekonomi.

Mereka berkisah Pada peluncuran buku semalam, orang-orang yang termajinalkan dan berkisah dalam buku tersebut, hadir menceritakan langsung pengalamannya. Ada orang dengan cacat fisik di Aceh. O rang dari sebuah desa dengan kelainan tunarungu yang dibawa sejak lahir di Bali yang sangat besar jumlahnya. Sampai orang yang mengidap HIV AIDS positif di Papua.

Yudi, penderita HIV AIDS positif itu mengatakan, bahwa kondisi saat ini tidak membuatnya menderita, walau dijauhkan dari keluarga. Dalam pelayanan kesehatan, saya didiskriminasi, ketika istri saya yang negatif HIV AIDS, saat melahirkan tak ada yang mau melayani, takut tertular.

Orang yang peduli dengan penderita HIV AIDS sedikit sekali, sehingga akhirnya saya bentuk komunitas penderita HIV AIDS positif bernama Kelompok Sorong Sehati, kata Yudi, yang positif HIV AIDS sejak 2003 .

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com