Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perokok Berat Terancam Pikun

Kompas.com - 27/10/2010, 11:57 WIB

Kompas.com- Para perokok berat terancam mengalami penyakit demensia alias pikun. Mereka yang terbiasa "ngebul" dua bungkus rokok perhari ini memiliki risiko dua kali lebih besar untuk menderita demensia di usia paruh baya.

Penyakit demensia alzheimer merupakan degenerasi otak yang paling sering ditemukan dan ditakuti. Orang yang menderita demensia mengalami gangguan daya ingat, berbahasa serta disorientasi.

Kaitan penyekit ini dengan rokok sebenarnya sudah cukup lama dikaji. Namun baru kali ini dilakukan analisa terhadap penelitian yang melibatkan 21.000 orang. Dalam penelitian jangka panjang tersebut diketahui risiko terjadinya kepikunan lebih besar pada para perokok berat, termasuk yang menghabiskan satu bungkus rokok perhari.

Meski begitu, peningkatan jumlah rokok yang diisap berkorelasi dengan naiknya risiko penyakit. Orang yang merokok 40 batang sehari, risikonya 157 persen lebih tinggi untuk menderita Alzheimer. Risiko untuk terkena gangguan suplai darah ke otak juga akan meningkat.

Kabar baiknya, risiko penyakit ini langsung anjlok begitu seseorang memutuskan untuk berhenti merokok. Hal ini menujukkan bahwa otak tidak kebal pada risiko merokok dalam jangka panjang. Karena itu, jangan pernah ragu untuk berhenti merokok.

"Penelitian telah menyajikan bukti ilmiah bahaya merokok, termasuk meningkatkan risiko penyakit kepikunan. Risikonya dua kali lebih besar dibanding yang bukan perokok," kata Ruth Sutherland dari Alzheimer's Society.

Penyakit demensia alzheimer tidak hanya merampas daya ingat. Perjalanan penyakit menjadi makin parah karena sering kali terjadi perubahan perilaku, seperti jadi agresif, gelisah, suka keluyuran, halusinasi, gangguan tidur, dan meyakini pikiran-pikiran yang keliru. Pada kasus lebih lanjut, pasien tidak lagi mengenali keluarga dan lingkungannya, tidak mampu berkomunikasi maupun mengerjakan hal sederhana seperti makan sendiri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com