Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aktivitas Gunung Anak Krakatau Menurun

Kompas.com - 04/11/2010, 21:39 WIB

KALIANDA, KOMPAS.com - Aktivitas Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda mengalami penurunan, baik jumlah letusan maupun jumlah gempa vulkanik, namun gunung api itu masih berstatus waspada.

Kepala Pos Pengamatan GAK di Desa Hargopancuran, Rajabasa, Lampung Selatan, Andi Suardi, Kamis (4/11/2010) mengatakan seismograf mencatat pada Kamis siang ada 33 kali letusan, sedangkan sehari sebelumnya sebanyak 72 kali.

Selain itu, gempa vulkanik dalam tercatat 31 kali, gempa vulkanik dangkal 42 kali, tremor 18 kali serta hembusan 66 kali, sedangkan sehari sebelumnya 20 kali gempa vulkanik dangkal, gempa vulkanik dalam 30 kali, gempa tremor 39 kali dan 32 kali hembusan.

"Hanya jumlah hembusan yang mengalami peningkatan, sedangkan gempa tremor cenderung lebih lama dari sebelumnya, namun volumenya tetap menurun," terangnya.

Sampai Kamis malam dipastikan akan mencapai ratusan kali seperti sehari sebelumnya karena status Anak Krakatau masih waspada, meskipun cenderung fluktuatif.

Pada Selasa, dalam waktu yang sama tercatat letusan terjadi 116 kali, kemudian gempa vulkanik dangkal sebanyak 45 kali, vulkanik dalam 32 kali, tremor 29 kali dan 35 kali hembusan.

"Ketinggian semburan abu dan debu vulkanik masih antara 600 sampai 1.000 meter," katanya.

Semburan debu dan abu vulkanik Gunung Anak Krakatau masih terus berlangsung seperti biasa, namun masih aman bagi warga sekitar gunung api itu, karena jaraknya mencapai 15 kilometer sementara jarak aman 2-3 kilometer.

Sementara itu, penduduk yang tinggal di kawasan Gunung Anak Krakatau (GAK) mengaku masih tenang, meski aktivitas gunung berapi itu telah berstatus waspada sejak sepekan lalu.

Warga di pesisir pantai Desa Kunjir Kecamatan Rajabasa, Suparna, mengatakan, aktivitas warga di Rajabasa masih seperti biasa tanpa ada rasa khawatir yang berlebihan.

"Kami anggap hal biasa karena sudah menjadi fenomena tahunan," kata dia.

Dia mengaku suara letusan gunung api itu pun tidak terdengar oleh warga karena angin mengarah ke selatan, sedangkan permukiman berada di sebelah utara dan timur Gunung Anak Krakatau.

"Warga tidak khawatir karena jaraknya dengan pemukiman warga tersebut cukup jauh sekitar 35 kilometer," terang dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com